Kebudayaan adalah sebuah warisan
dari nenek moyang terdahulu. Suatu kebudayaan local tetap ada pada masa
tertentu selama kebudayaan itu tetap dijaga, dilestarikan, dilaksanakan dan
dipertahankan oleh masyarakat setempat. Pada daerah tempat tinggalku kebudayaan
Lombok tetap terjaga karena suku yang mendiaminya yaitu suku Sasak masih ada
sampai sekarang dan tetap menjaga kelestarian dan nilai original dari sebuah
kebudayaan. Kebudayaan suku Sasak beraneka ragam mulai dari upacara keagamaan,
tarian tradisional, masakan serta adat istiadat lainnya.
Pada
tahun 2013 pemerintah setempat memiliki program visit Lombok-Sumbawa 2013
sebagai suatu ajang untuk meningkatkan sector pariwisata. Sebagian dari kita
pasti mengetahui yang menjadi daya tarik negara Indonesia adalah pulau Bali
sebagai salah satu tujuan utama para wisatawan dunia. Dengan adanya program
pemerintah tersebut diharapkan jumlah wisatawan asing dan local bertambah dari
tahun sebelumnya sehingga akan menumbuhkan sector pariwisata perlahan demi
perlahan yang merembes juga pada peningkatan sector ekonomi.
Namun
aku melihat ada yang berbeda dari peningkatan jumlah wisatawan terutama
wisatawan asing yang berkunjung ke pulau Lombok. Memang, pulau Lombok memiliki
daya tarik dari objek wisatanya berupa pantai. Sebut saja pantai Sengigi, Kuta,
Tanjung An, dll. Aku melihat adanya sebuah globalisasi dari kebudayaan Lombok
karena wisatawan asing yang berkunjung dan sebagian menetap selama jangka waktu
tertentu telah membuat nilai original dari kebudayaan Lombok mulai terkikis.
Aku menilai ada beberapa hal negative yang dibawa dari mereka terutama
perbedaan antara budaya barat dan timur. Ada beberapa hal yang bisa ditoleransi
dan ada beberapa yang perlu dibuatkan sebuah peraturan yang tegas agar mereka
bisa memaklumi kebudayaan tempat mereka berpijak walaupun mereka tidak menetap.
Kadang
ada beberapa masyarakat yang justru fine-fine
saja dan tidak merasa terlalu peduli dengan kebudayaan yang mereka bawa. Namun,
jika sudah melunturi kebudayaan asli masyarakat suku Sasak, apa mereka masih
tidak peduli??. Budaya ramah dan bersahabat menjadi cirri khas masyarakat
Indonesia dimanapun mereka berada sehingga para wisatawan asing merasa welcome jika berkunjung. Aku hanya
melihat suatu pemandangan yang sebagian besar membuat hatiku agak terkejut. Di
sekitar lingkungan pantai Kuta di Lombok Tengah banyak wisatawan asing
berkeliaran, mereka seperti sudah terbiasa dan mempunyai kedekatan khusus
dengan masyarakat local. Ada yang sudah bisa berbahasa Indonesia walaupun masih
terbata-bata dan ada juga yang sedikit-dikit menirukan bahasa Sasak. Aku sempat
terheran-heran karena masyarakat setempat sudah mengenal nama mereka karena
mungkin sering berbelanja di tempat mereka. Tidak hanya itu, mereka sudah
terbiasa dengan masakan Indonesia terutama masakan khas Lombok. Hanya ada satu
yang mengganjal di hatiku, soal pakaian mereka yang lalu lalang di jalan raya.
Sah-sah saja kalau mereka berpakaian renang di pantai tetapi kalau sudah keluar
pantai aku mengharapkan pemerintah membuat sebuah peraturan yang tegas agar
mereka berpakaian sopan yang semestinya tanpa membuat mereka merasa
terintervensi. Pulau Lombok merupakan kepunyaan suku Sasak, jangan sampai kita
merasa asing di tanah kelahiran kita.