Judul Buku : 3 Anak Badung
Penulis :
Boim Lebon
Penerbit :
Penerbit Indiva
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 192 halaman
Ukuran Buku : 19 cm
Cetakan :
Cetakan Pertama, Maret 2013
ISBN :
978-602-8277-82-2
Si BCL (Bunga Cinta
Lebay) dan akrab dipanggil mpok Bung, membuang ketiga putranya ke sebuah
stasiun kereta api di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Si BCL meninggalkan ketiga
anaknya yang masih kecil karena kesal dengan sang suami yang tega meninggalkan dirinya
dan anaknya. Si BCL sayang dengan ketiga anaknya namun tidak tahu lagi cara
menghidupi ketiga anaknya dengan utang yang semakin menumpuk. BCL pengen ketiga
anaknya bisa mandiri dan mencari makan sendiri.
Kini mereka telah
remaja dan menjadi pengamen. Mereka bertiga akhirnya tiba di Yogya dan selama
di Yogya mereka dibantu oleh Mas Kelik. Di Yogya mereka musuhan dengan anak
buah Mas Gundul yang berprofesi sebagai anak jalanan. Sepuluh tahun telah
berlalu semenjak mereka ditinggalkan Emak. Mereka ingin kembali ke Jakarta
menemui Emak tapi terkadang muncul perasaan benci sehingga mereka urung mencari
Emak.
Setelah
uang mereka terkumpul, mereka akan kembali ke Jakarta mencari Emak. Namun
sebelum ke stasiun mereka ingin balas dendam kepada anak buah mas Gundul yang
telah memukul mereka. Saat mereka lengah tertidur, Rama memulai aksinya dan
terjadilah kejar-kejaran. Mereka pun berkumpul di stasiun untuk menaiki kereta
jurusan Jakarta. Namun, pada akhirnya ketiga anak badung itu menumpang sebuah
truk pengangkut pasir. Tetapi mereka pindah truk karena tidak ingin diajak
sholat oleh bang Sofwan.
Setelah mereka sampai
di Jakarta, mereka bertanya kepada bang Sinyo, supir truk kambing yang mereka
tumpangi. Bang Sinyo menyarankan agar untuk mengamen. Di tengah perjalanan
mereka bertemu kembali dengan Bang Sofwan dan di masjid mereka diajarkan
kembali cara untuk berwudhu dan sholat. Namun, Reh tertidur dipinggiran toko
dan terpisah dari kedua saudaranya. Bang Sofwan mulai mengajarkan sholat kepada
Rama dan Mola. Rama perlahan mulai memahami gerakan dan bacaan sholat.
Sementara Reh mulai sadar tidak lagi tidur di emperan toko tetapi di rumah bang
Roy.
Bang Roy mulai menyusun
rencana untuk memanfaatkan Reh mengantarkan ‘barang’ ke James. James berada di
hotel dan masih diawasi oleh intel pemberantas jaringan narkoba. Reh mulai
diajak makan di restoran mewah dan tanpa disangka dipertemukan oleh kedua
saudaranya yaitu Rama dan Mola. Namun, di tengah itu terjadi perdebatan antaara
bang Roy dan Reh sehingga Reh kabur membawa ‘barang’ dan dikejar oleh anak buah
bang Roy. Kemudian Rama dan Mola menyusul mengejar Reh dan ternyata setelah
membuka bungkusan ‘barang’ itu adalah shabu-shabu.
Rencana ketiga anak
badung itu yaitu melaporkan penemuan shabu-shabu ke bang Sofwan sambil tetap
mengawasi sekitar jika ada anak buahnya bang Roy yang mengawasi. Setelah
menceritakan permasalahannya kepada bang Sofwan, bang Sofwan menyarankan agar
menyembunyikan shabu-shabu itu dan mencari tempat persembunyian yang aman. Anak
buah bang Roy datang dan menanyakan ketiga anak badung itu namun tak dijawab
oleh bang Sofwan, akibatnya bang Sofwan diculik. Ketiga anak badung itu
mendapat berita bahwa bang Sofwan diculik dan menyepakati untuk melakukan
barter, namun mereka berhasil mengelabui anak buah bang Roy.
Bang Sofwan, Mola, Rama
dan Reh sepakat untuk membuang shabu-shabu itu di pinggiran kali Malang. Kemudian,
Bang Sofwan memutuskan untuk ikut mencari BCL bersama ketiga anak badung.
Perlahan mereka menyusuri kawasan Manggarai tempat dulu mereka tinggal. Sampai bertemu
dengan pak Haji Mumu yang pernah memakai jasa nyuci BCL tetapi BCL berhenti
bekerja. Lalu datang anaknya pak Haji si Betty yang tahu tempat kontrakan BCL.
Pencarian terhadap BCL
mulai membuahkan hasil. Berkat si Betty, setelah melakukan pencarian ternyata
beberapa rumah terbakar. Rama berusaha mencari emak BCL di tengah kerumunan
warga namun belum berhasil. Menurut salah satu warga BCL ada di kantor RW.
Setelah sampai di kantor pak RW, Rama bertanya-tanya pada warga dan akhirnya
menemukan BCL. Antara percaya dan tidak mpok Bung melihat Rama dan tangisnya
pun pecah. Akhirnya ketiga anak badung itu berkumpul dengan emaknya.
###
Novel
humor karya mas Boim Lebon sang master ngocol sangat menarik untuk dibaca. Di
tengah berbagai kasus pembuangan bayi oleh ibunya, novel ini hadir dengan
cerita berbeda dan terselip pembelajaran berharga. Novel ini berkisah tentang
petualangan 3 anak badung yaitu Rama, Mola dan Reh mencari BCL. Karakter 3 anak
badung ini sungguh unik. Mola anak pertama memiliki sifat pelupa, kadang lupa
namanya dan parahnya lupa nama emaknya. Rama, anak kedua yang paling normal
diantara kakak dan adiknya namun suka berantem. Ketiga, Reh anak bungsu yang
doyan tidur, dimana-mana bisa tidur layaknya batu. Karakter mereka yang membuat
buku ini hidup, sampai kita bisa dibuat ngakak dan senyum-senyum sendiri.
Kadang mereka bertanya kenapa
mereka dibuang dan kenapa emaknya tega meninggalkan mereka di stasiun. Mereka
berusaha mencari maknanya di jalanan. Bertemu dengan mas Kelik yang mengajarkan
mereka mengamen dan menasehati mereka agar tidak terjerumus ke kehidupan
jalanan yang menyimpang. Tidak hanya mas Kelik, ada juga bang Sofwan yang mengajarkan
mereka cara sholat. Buku ini, selain kocak dalam pemaparan ceritanya juga
diselingi dengan beberapa tips yang bisa diambil hikmahnya bahwa kasih sayang
orang tua sangat berharga dan rasa syukur memiliki orang tua yang masih hidup
dan menyayangi mereka.
Selamat
membaca novel kocak yang penuh hikmah ini, dijamin ngakak dan senyum-senyum
sendiri dengan kekonyolan karakter ketiga anak badung. Buku ini cocok untuk
semua kalangan umur, baik anak-anak, dewasa bahkan orang tua. Kadang juga di
satu sisi merasa terharu melihat perjuangan Rama, Mola dan Reh dalam mencari
sang Emak yang pada akhirnya rasa kasih sayang yang menyatukan mereka dan
bersama berjuang dalam kehidupan selanjutnya.