by : Zefita
Assalammualaikum wr.wb.


Setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah menciptakan qalam, Dia bertitah: ‘Tulislah!’ ‘Ya Rabbi, apa yang hamba tulis?’ Jawab Allah: ‘Tulislah semua yang ada, sampai hari kiamat!”
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perintah menulis dari Allah swt. Menulis dengan cara berdakwah tentu berbeda dengan menulis free thinkers (pemikir bebas). Artinya apa yang kita tulis harus tetap mengingat tanggung jawab dan dampak yang ditimbulkan dari tulisan kita di hadapan Allah swt dan manusia lainnya. Tulisan yang kita buat seharusnya didasari dengan niat yang baik, bermanfaat bagi orang lain, mencerahkan, mengispirasi orang lain untuk berbuat kebaikan dan memiliki hikmah (ibroh) dalam cerita yang tampilkan. Dan bila kita kaitkan hubungan menulis dan membaca tentu saling berkaitan. Dengan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan baru, membuka wawasan yang lebih luas serta tidak terbatas jarak dan waktu dan melahirkan ide yang lebih kreatif untuk menunjang tulisan yang akan kita buat. Bila kita merefresh kembali da’wah bi al-qalam (dakwah melalui tulisan) yang telah sukses sampai ke layar kaca yaitu Laskar Pelangi, Emak Ingin Naik Haji, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, dll. Karya-karya tersebut tentu melalui proses yang sangat panjang dalam penyeleksian dan pembuatan serta tidak jarang juga karya yang best seller pada awalnya ditolak berkali-kali oleh penerbit dan kini sangat laris di pasaran. Ada ungkapan “Menulis dapat mengubah dunia” dan “Tulisan lebih tajam dari sebilah pisau”. Ungkapan tersebut adalah sebuah inspirasi dan motivasi bahwa dengan tulisan kita bisa mempengaruhi banyak orang. Dan dengan berdakwah melalui tulisan kita mampu mempengaruhi orang untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan. Saudara-saudariku marilah kita manfaatkan teknologi informasi yangg akan menyebarkan pesan-pesan dakwahh dan mengenalkan Islam pada dunia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar