Assalammualaikum Wr. Wb.
Sebelumnya saya sangat gembira adanya lomba menulis surat buat Presiden dan Wakil Presiden RI (2009-2014), karena dengan adanya lomba ini secara tidak langsung sebagai media yang menjembantani aspirasi seluruh rakyat Indonesia.
Pemilu saat ini telah berakhir dan segudang rencana telah dipersiapkan oleh Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih. Sedangkan kita sebagai rakyat Indonesia hanya bisa menunggu dan berharap visi dan misi yang disampaikan dapat terrealisasi.
Ada satu sorotan yang menarik perhatian saya yaitu masalah “Sekolah Gratis” yang dicanangkan oleh Mendiknas. Sekolah gratis ini telah banyak diiklankan dibeberapa stasiun TV swasta, tapi sampai saat ini realisasinya masih kurang di kalangan masyarakat khususnya masyarakat golongan ekonomi ke bawah.
Padahal dari segi manfaatnya, sekolah gratis ini memiliki banyak manfaat khususnya bagi generasi penerus bangsa ini. Bayangkan saja berapa banyak anak yang putus sekolah, anak jalanan yang berkeliaran dan anak buta huruf berkurang berkat adanya “Sekolah Gratis” tsb. Tapi kenyataannya aplikasi dari sekolah gratis ini berbeda, bahkan ada sekolah yang menarik pungutan di luar kegiatan sekolah dan ini tentu merugikan orang tua siswa yang pendapatannya pas-pasan. Di sini jelas terjadi ketidakadilan yang menzalimi hak-hak rakyat Indonesia. Bukankah kualitas sumber daya manusia suatu bangsa dilihat dari generasi pemudanya yang berkompeten terhadap persaingan yang terjadi pada era globalisasi saat ini. Maka, saya mengharapkan Presiden dan Wapres juga pemerintah dapat melihat sisi lain dari dunia pendidikan yang belum tersentuh. Misalnya banyak anak di bawah umur yang bekerja di jalanan, menjadi buruh bahkan PSK (Pekerja Seks Komersial). Selain itu, banyak anak-anak Indonesia kita menjadi korban perdagamgan anak. Sungguh ironis …
Tidak hanya itu, bahkan ada anak-anak Indonesia yang putus sekolah gara-gara himpitan ekonomi, uang sekolah yang mahal dan lingkungan keluarga yang tidak mendukung anak-anaknya untuk bersekolah yang lebih tinggi. Di sini peran dari seluruh lapisan masyarakat penting untuk sama-sama menciptakan dan menyukseskan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi negara Indonesia. Dan tentunya didukung oleh peran aktif masyarakat dan pemerintah.
Hendaknya Presiden dan Wapres yang terpilih mempunyai program khusus untuk mengatasi masalah tsb, agar dikemudian hari Indonesia dapat meningkatkan kualitas SDM-nya.
Presiden dan Wapres yang terpilih hendaknya pro-rakyat. Mengapa demikian???. Karena tanpa adanya rakyat, suatu negara tidak akan terbentuk dan pemimpin pun tidak akan ada yang memilih. Pro-rakyat tidak semestinya mengikuti semua keinginan rakyat tapi Presiden dan Wapres yang terpilih tentu harus merespons setiap keinginan yang dilontarkan dengan memberikan alasan yang logis seandainya keinginan rakyat tidak dapat dipenuhi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan tercapai.
Untuk Presiden dan Wapres yang terpilih harusnya memperhatikan budaya yang marak di kalangan pejabat pemerintahan. Misalnya budaya korupsi yang mengakar kuat di dalam masyarakat Indonesia juga etika-etika buruk yang menjadi citra pejabat Indonesia. Bayangkan saja dalam sebuah rapat di gedung DPR, pejabatnya tidak menunjukkan etika yang baik. Dalam berselisih pendapat mereka tidak berpikir jernih dan cenderung melontarkan kata-kata kasar yang memancing emosi rekan-rekan sesame anggota DPR. Seharusnya para pejabat Indonesia menunjukkan teladan yang baik bagi masyarakat Indonesia.
Bagi Presiden dan Wapres yang terpilih hendaknya memperhatikan aspek hubungan social dan etika-etika dalam berselisih pendapat dengan mengadakan pelatihan-pelatihan khusus bagi para pejabat DPR maupun DPRD. Pelatihan khusus ini pun memiliki tujuan untuk menjelaskan dan menyeimbangkan antara pendapat yang satu dengan pandapat yang lain agar suatu perbedaan pendapat dapat disikapi dengan bijaksana.
Memang, pelatihan khusus ini adalah masalah kecil yang mungkin dianggap remeh oleh pemerintah, tapi tentu dari pelatihan ini akan menghasilkan kualitas pejabat DPR maupun DPRD yang professional, bertanggungjawab terhadap pekerjaannya dan memiliki akhlak yang mulia.
Bukankah kita harus memulai sesuatu dari hal yang kecil dan dilakukan saat ini juga untuk mendapatkan hasil yang besar di kemudian hari.
Akhir kata mudah-mudahan gagasan dan harapanku ini dapat dibaca oleh Presiden dan Wapres yang terpilih agar dapat menjadi masukan yang Insya Allah bermanfaat untuk kemajuan perekonomian, pendidikan dan segala aspek bidang lainnya.
Wassalam,
(Fitria Listiarini)
Mataram, 13 Juli 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar