Semenjak aku SD, hanya
buku bergambar yang menarik perhatianku. Kemudian, seiring berjalannya waktu hobi
membacaku mulai berkembang. Ada salah seorang teman yang menawarkanku untuk membaca
beberapa komik petualangan dan serial cantik. Namun, aku mulai bosan karena
alur cerita komik yang bersambung dan lanjutannya membuat penasaran. Ingin mengetahui
kelanjutan ceritanya tetapi harus menunggu komiknya terbit pada bulan depan.
Nah, saat SMP ada
temanku yang menawarkan sebuah buku kecil, imut dan covernya seorang cowok
berjambul. Judul buku itu “Lupus”. Aku agak heran dengan judul buku yang
terkesan mirip nama sebuah penyakit. Aku pinjam dan mulai membacanya. Satu menit,
dua menit, aku mulai senyum-senyum sendiri dan selanjutnya tertawa terpingkal-pingkal
membaca isi ceritanya. Belum pernah aku menemukan buku yang lucu, gokil dan
tidak membosankan walau dibaca berkali-kali juga pada tebak-tebakannya yang
lucu. Salut pada dua penulisnya yaitu mas Hilmal Hariwijaya dan Boim Lebon. Mereka
sukses mengocok perutku dan membuat ketagihan membaca buku Lupus.
Semenjak saat itu, aku
mulai mengoleksi buku Lupus dari SMP sampai kuliah. Kadang-kadang aku meminjam pada
beberapa teman yang menggemari buku Lupus. Pernah nih, saking ingin memiliki
buku Lupus yang judulnya “The Lost Boy” dan tidak ada di toko buku, aku
akhirnya memfotokopi dari teman karena ceitanya bagus banget dan sayang kalau
belum punya. Nah, mulailah saat itu aku berpetualang mengoleksi buku Lupus dan
menjelajah beberapa toko buku di sekitar tempat tinggalku. Hobiku membaca buku
Lupus membuatku tertarik menjadi seorang penulis. Ternyata, untuk bisa menjadi
seorang penulis itu gampang-gampang susah. Asalkan jangan mudah patah semangat.
Beberapa kali aku mencoba ikut lomba menulis dan hasilnya selalu gagal. Namun,
aku tetap berusaha mencari sebuah peluang dan alhamdulillah ada beberapa lomba
yang aku menangkan. Buku Lupus memberikan sebuah kenangan tersendiri bagiku
karena membacanya berulang-ulang mengingatkanku kepada teman-teman yang
meminjamiku dan juga berebutan saat meminjam dengan teman yang lain (hehe). Sampai
kadang aku lama mengembalikannya karena masih membacanya dua sampai tiga kali. Baru,
saat yang punya meminta kembali bukunya dan saat itu juga aku mulai mengingat
bahwa sudah meminjam bukunya (hehe).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar