PENAKU TERGORES DI FACEBOOK
BY
: ZEFITA
Facebook adalah sebuah media komunikasi dimana kita dapat
berbagi informasi, memperluas jaringan, membina hubungan sosial dengan siapa
saja. Berikut ini adalah kisahku mengenai dampak positif dari facebook. Aku mulai mengenal facebook sewaktu masih kuliah semester
awal sekitar tahun 2009. Awalnya teman-temanku sudah banyak yang membuat akun facebook, lantas mereka menceritakan
banyak hal. Mulai dari menemukan teman semasa SMA, SMP bahkan SD juga mereka
bisa menjalin komunikasi tanpa mengenal usia dan status. Dari cerita
teman-temanku, aku mulai tertarik untuk membuat facebook agar dapat terhubung dengan teman-teman lamaku juga agar
dapat menyalurkan hobiku sebagai penulis.
Setelah akun facebook
selesai aku buat. Lalu aku meng-add
teman-teman sekelasku dan tidak lupa mencari teman-teman SMA. Asyik sekali
rasanya mencari beberapa teman yang kita tidak tau kabarnya tetapi dengan
mengakses facebook dengan cepat dapat
menemukan mereka. Apalagi setelah aku membongkar novel dan kumcerku kemudian
melihat alamat facebook para
penulisnya tanpa pikir panjang aku langsung meng-add semuanya. Kapan lagi dapat kesempatan dan peluang berteman
dengan penulis-penulis terkenal. Walau terbatas tempat dan waktu namun facebook menghubungkanku dengan mereka. It’s really amazing.
Kemudian setelah meng-add
para penulis dan menunggu konfirmasi dari mereka. Aku tertarik untuk meng-add
beberapa penerbit buku, toko buku online
dan bergabung dengan beberapa group khusus mengenai konsultasi menulis.
Alhamdulillah beberapa hari kemudian beberapa penulis dan penerbit juga toko
buku online telah mengkonfirmasi
balik. Dari beberapa teman penulis serta penerbit aku dapat mengetahui berbagai
informasi seputar lomba menulis. Ini memudahkanku untuk mendapatkan informasi
yang cepat dan akurat tanpa perlu mencari lagi lewat google atau yahoo.
Aku senang sekali saat mengetahui salah satu penulis
favoritku meng-add balik yaitu mas
Boim Lebon yang menulis buku Lupus dan beberapa kumcer. Sebenarnya mau meng-add mas Hilman juga tapi saking
kebanyakan teman jadinya gagal melulu but
it’s okay. Dari berteman dengan mas Boim Lebon aku mengetahui perkembangan
buku yang sedang ditulis dan yang akan ditulis juga beberapa workshop beliau. Kemudian aku melihat
didinding facebook mas Boim juga
menjual buku secara online. Aku
tertarik untuk memesan bukunya karena dapat tanda tangan+kiat-kiat menulis ala
mas Hilman dan Boim (he he). Betapa senangnya setelah buku yang aku pesan
nyampek ke rumah, seperti mendapatkan hadiah besar (pengen teriak kenceng tapi
ntar di sangka orang gila he he).
Berikutnya ada beberapa toko buku online yang menarik perhatianku, salah
satunya toko buku Afra karena di sana aku bisa melihat review judul-judul buku sebelum membelinya di toko buku. Di toko
buku Afra ada beberapa buku yang menarik perhatianku untuk memesanya seperti
novel-novel islami dan buku motivasi dan kebetulan di toko buku tempat
tinggalku tinggal belum ada yang jual, alhasil aku pun membelinya secara online karena isi bukunya yang menarik.
Facebook telah
membuka cakrawala ilmu yang lebih luas bagi diriku. Dari facebook aku mengetahui review
buku-buku baru yang akan terbit juga beberapa pameran buku dan acara ngobrol
bareng dengan penulis tetapi sayangnya kebanyakan berada di daerah Jawa yang
sangat jauh dari tempat tinggalku Lombok. Dalam facebook aku juga bergabung dengan grup para penulis yang
didalamnya kita bisa berdiskusi tentang berbagai hal seputar dunia penulis dan
juga dapat sharing dengan beberapa
penulis pemula. Aku bergabung dengan grup rumah pena, forum lingkar pena,
curhat calon penulis beken, dll. Pada grup tersebut aku kadang bertanya
bagaimana menulis yang pembacanya bisa tertarik, lalu jumlah lembar cerpen yang
ideal dan trik menembus pasaran. Alhamdulillah berbagai teman penulis
meresponnya dan memberi berbagai saran. Rasanya aku menemukan duniaku.
Tidak hanya itu, aku tertarik untuk memposting beberapa
lomba melalui catatan facebook dan
ternyata beberapa teman facebookku
tertarik mengikutinya. Di sinilah informasi saling tarik menarik, mengisi satu
dengan lainnya dan adanya hubungan timbal balik antara satu teman dengan teman
lainnya bahkan bisa membentuk jaringan yang bercabang. Beberapa lomba menulis
telah banyak kuikuti dan semuanya gatol (gagal total) tapi jangan panggil
namaku kalau segitu saja sudah menyerah. Seperti semboyanku ganbate kudasai (jangan pernah
menyerah), so aku coba lagi coba lagi
sampai berhasil. Rasa kegagalah sudah biasa aku rasakan namun proses menulis
naskah adalah suatu kenikmatan sendiri bagiku dalam menjalaninya. Berbagai
cerpen, artikel, essay dan karya tulis telah aku kirimkan ke berbagai redaksi
dan panitia lomba sambil menunggu konfirmasi hingga bulukan. Sampai akhirnya
aku mengikuti lomba menulis buku indahnya persahabatan. Tidak ada firasatku
akan memenangkan lomba ini, semuanya sudah kuserahkan pada Allah swt mau menang
atau kalah. Dalam menulis naskah ini aku mengambil pengalaman diriku sendiri
dan teman-teman di sekitarku karena merekalah sumber inspirasiku yang berharga.
Naskahku ini menceritakan bagaimana kedekatan hubungan kita serta ikatan emosi,
maklumlah waktu zaman kuliah kita membentuk kelompok bukan geng. So, dari berbagai karakter
teman-temanku, kejadian yang lucu,sedih maupun bahagia bisa membentuk sebuah
cerita yang menarik dan nilai orisinalitasnya dapat dipertanggungjawabkan juga
naskah yang kubuat saat dibaca akan terasa hidup. Jreng.. ternyata aku
memenangkan lomba ini tanpa disangka-sangka. Aku sudah tidak mampu lagi
mengekspresikan ungkapan dalam bentuk kata-kata yang tepat dalam menunjukkan
rasa bahagia ini, seperti semua darah dalam tubuhku mendidih. Akhirnya usahaku
tidak sia-sia.
Sekian dulu ceritaku tentang dampak positif facebook dari sisi penulis pemula.
Eits... tapi aku akan melanjutkan kisahku yang lain dari dunia di luar sisi
penulis yaitu dunia lain (he he) maksudnya dunia selain hobiku.
Dari facebook
aku berkenalan dengan Azuka (bukan nama aslinya tapi nama di facebook). Dia orang Indonesia dan
sekolah di Jepang. Waktu itu dia masih SMA saat di Jepang, orangnya baik dan
ramah walaupun aku dan dia tidak bertatap muka langsung. Dari dulu waktu masih
SMP aku bisa dikatakan maniak terhadap negeri matahari terbit itu. Mulai dari komik,
lagu, anime, band, kebudayaan, dll. Aku banyak bertanya hal-hal yang berbau
Jepang kepada Azuka dan dia merespon dengan baik, mulai dari bahasa Jepang,
tempat wisata, kebudayaan, cosplay
dan berbagai hal lainnya. Aku banyak mengetahui informasi seputar negeri Jepang
dari Azuka walaupun belum pernah ke sana juga menambah perbendaharaan kata
dalam bahasa Jepang. Dan waktu dia sedih saat harus meninggalkan Jepang katanya
orang tuanya mau pindah tugas ke Jakarta, hmm semoga bisa ke Jepang lagi ya
Azuka. Kalau aku kapan ya? (he he ngarep.com).
Aku
juga bergabung dengan komunitas pencinta Jepang yang bernama BANZAI di Lombok.
Waktu itu dikenalin sama teman dan ternyata acaranya kumpul-kumpul biasa,
ngobrol soal-soal Jepang. Pada saat aku masuk menjadi anggota sempat bingung
juga kok semuanya memakai nama Jepang. Yap, akhirnya aku dipilihin nama jepang
sama teman yang lainnya yaitu Fuko yang artinya angin. Awalnya sempat bosan
soalnya ngumpul-ngumpul tidak jelas lama tertarik juga karena ada kelas bahasa
Jepangnya. Tapi aku tak bertahan lama di komunitas itu karena kesibukan kuliah
dan ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan prinsipku juga tidak nyaman.
Namun aku tetap berteman dengan Banzai di facebook. Hmm hal yang luas bisa
dilakukan Banzai saat itu, ketuanya yang kita sebut dengan Hito bisa
mendatangkan orang Jepang asli bernama Yuki. Orangnya ramah, dia tertarik
datang ke Lombok karena ingin mencari bonsai dan waktu kita bertemu dengan Yuki
dia menunjukkan aksinya memainkan biola. Awal perkenalan Hito dengan Yuki melalui
facebook, tidak disangka Yuki mau
dateng ke Lombok dan bertemu kita semua.
Berikutnya ceritaku yang lain soal usahaku dan
teman-teman. Waktu kuliah aku mempunyai usaha berkelompok dengan nama Usaha Mie
Ayam Pelangi. Singkat cerita kami mendapatkan bantuan dana terhadap proposal
yang kami ajukan. Dan waktu itu semua persiapan, perlengkapan dan peralatan
telah lengkap namun kami bingung jalur pemasaran produk kami. Untuk penyebaran
di sekitar area kampus kami telah menempel beberapa pamflet di setiap fakultas.
Nah tinggal media online saja yang belum kebagian. Akhirnya setelah berdiskusi
kami memanfaatkan sarana facebook
untuk membantu mengembangkan daerah pemasaran dan menarik pelanggan. Setelah
usaha kami berjalan sekitar 3 bulanan kami berinisiatif untuk mengupload produk kami berupa mie ayam dan
cilok. Caranya kami memotrenya dan masing-masing dari kami yang telah memiliki facebook menguploadnya dengan tampilan yang semenarik mungkin. Ternyata setelah
diupload ada berbagai komen yang
masuk dan banyak yang like it.
Komennya ada berbagai versi, ada yang bilang boleh ngutang nggak, bisa
anter-jemput nggak dan ada yang bilang bisa dibungkus sama mbaknya nggak. Dan
alhamdulillah usaha kami berjalan lancar dengan beberapa pelanggan baru.
“Yo mbak, mie ayam ini
yang ada di facebook ya?”
“Iya mas, like this yo”
(ngelucu dulu.com)
Kisah berikutnya tentang berbagi kenangan. Kenangan ini
bisa dalam bentuk foto-foto atau tulisan yang mengingatkan kita akan kejadian di
masa lampau yang sangat berkesan dan tidak jarang sering kita lupakan. Dalam
hal ini, setiap ada moment yang
berkesan aku langsung membuat albumnya dan meng-tag teman-teman yang terlibat dalam moment tersebut seperti acara pernikahan pamanku, sewaktu kuliah
kerja nyata, yudisium dan saat aku wisuda meninggalkan kampus tercinta ini.
Yap, akhirnya sampai juga di penghujung waktu untuk
menyelesaikan ceritaku ini. Semoga apa yang aku tulis bisa bermanfaat bagi yang
membacanya. Facebook apabila kita
menggunakan dengan sebaik-baiknya akan mendatangkan banyak manfaat. Facebook bagiku telah menjadi media pembangkit
spirit saya untuk terus menulis
sepanjang sisa umur saya karena menulis adalah kebutuhan jiwa. Di sana aku
menemukan dunia baru yang tanpa batasan waktu dan tempat juga akan terus
mengalir melalui goresan pena yang tintanya tidak akan pernah habis.
@@THE END@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar