MENULIS
DALAM PENA DAKWAH
Assalammualaikum wr.wb.
Apa kabar saudara-saudariku yang
dirahmati oleh Allah swt ??. Pada kesempatan ini saya akan mengulas sedikit
mengenai dunia jurnalistik yang khususnya berkaitan dengan dakwah. Jurnalistik
sudah sangat familiar ditelinga kita.
Jurnalistik adalah dunia kepenulisan dimana kita bebas berekspresi dengan
tulisan di media cetak maupun dunia maya. Dalam buku Jurnalisme Universal,
jurnalistik yaitu kegiatan mengumpulkan, menyiapkan, menuliskan dan menyebarkan
informasi melalui media massa. Lalu apa kaitannya jurnalistik dan dakwah??.
Jurnalistik atau kita sederhanakan pengertiannya dengan menulis adalah ekspresi
penulis dengan goresan penanya yang membuat pembaca tertarik untuk membaca serta
masuk dalam gaya bahasa penulis. Menulis bagi sebagian orang adalah profesi dan
merupakan suatu kebutuhan jiwa, jika ia tidak menulis maka ia tidak mampu
menafkahi keluarganya. Tetapi mungkin bagi kita sebagai mahasiswa menulis
adalah hobi. Hobi yang membuat kita sejenak terlepas dari kepenatan dan menyelami
dunia impian.
Dakwah adalah kegiatan menyeru
kepada kebaikan dan menghindari keburukan dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan
Al-Hadis. Berbagai bentuk dakwah banyak kita temui dari ceramah, diskusi, games, tulisan dalam bentuk artikel,
cerpen, puisi, essay, komik, newsletter, dll. Adapun dalam sebuah
hadis riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas r.a., Nabi Saw bersabda :
Setelah Allah
menciptakan nun, yakni dawat dan telah menciptakan qalam, Dia bertitah:
‘Tulislah!’ ‘Ya Rabbi, apa yang hamba tulis?’ Jawab Allah: ‘Tulislah semua yang
ada, sampai hari kiamat!”
Dari
hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perintah menulis dari Allah swt. Menulis
dengan cara berdakwah tentu berbeda dengan menulis free thinkers (pemikir bebas). Artinya apa yang kita tulis harus
tetap mengingat tanggung jawab dan dampak yang ditimbulkan dari tulisan kita di
hadapan Allah swt dan manusia lainnya. Tulisan yang kita buat seharusnya didasari dengan niat yang baik,
bermanfaat bagi orang lain, mencerahkan, mengispirasi orang lain untuk berbuat
kebaikan dan memiliki hikmah (ibroh) dalam
cerita yang tampilkan. Dan bila kita kaitkan hubungan menulis dan membaca tentu
saling berkaitan. Dengan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan baru,
membuka wawasan yang lebih luas serta tidak terbatas jarak dan waktu dan
melahirkan ide yang lebih kreatif untuk menunjang tulisan yang akan kita buat.
Bila kita merefresh kembali da’wah bi al-qalam (dakwah melalui tulisan)
yang telah sukses sampai ke layar kaca yaitu Laskar Pelangi, Emak Ingin Naik
Haji, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, dll. Karya-karya tersebut
tentu melalui proses yang sangat panjang dalam penyeleksian dan pembuatan serta
tidak jarang juga karya yang best seller
pada awalnya ditolak berkali-kali oleh penerbit dan kini sangat laris di
pasaran. Ada ungkapan “Menulis dapat mengubah dunia” dan “Tulisan lebih tajam
dari sebilah pisau”. Ungkapan tersebut adalah sebuah inspirasi dan motivasi
bahwa dengan tulisan kita bisa mempengaruhi banyak orang. Dan dengan berdakwah
melalui tulisan kita mampu mempengaruhi orang untuk berbuat kebaikan dan
meninggalkan keburukan. Saudara-saudariku marilah kita manfaatkan teknologi
informasi yangg akan menyebarkan pesan-pesan dakwahh dan mengenalkan Islam pada
dunia.
Wassalammualaikum
wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar