THE
WALL OF LIFE
Di depan
jalanan yang terjal itu, ada satu jalan lurus yang dibangun oleh tembok-tembok
yang tinggi. Seorang anak manusia harus memilih dua jalan yang diberikan, apa
itu jalan lurus atau jalan yang terjal.
Sisi
kota yang diterangi oleh beberapa lampu jalan menambah gemerlapnya kota kecil
itu. Tampak gerombolan muda-mudi berjalan beriringan menyusuri jalan setapak
kota kecil itu.
“Nay,
makan apa lagi ni gue masih lapar???,” sergah Kei.
“Iya ni say, gue masih pengen nambah lumpia lagi
ni abis enak banget sih,” sapa Mita.
“Kalian
ini tu perut udah berapa lipet tuh ntar tambah gendut lho,” bantah Nay.
“Gpp
mumpung hari ni hari terakhir kita melepas masa SMA and tomorrow must prefare to go university,” kata Nay.
Mereka
pun menyusuri stan-stan makanan di sudut kota itu sambil bercanda ria malam
yang semakin larut dan tentu memaksa mereka untuk bergegas pulang meninggalkan
pekatnya malam.
Mentari
pagi mulai memasuki celah-celah kamar Nay, memaksa untuk segera membangunkannya dari tidur yang
melelahkan dan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat barunya. This
day is very important like a new paper in my life who change a more better than
tomorrow.
Tak
terasa perjalanan yang lumayan panjang itu berakhir, di depan gerbang kampus
barunya berdiri dua orang berpakaian jas biru muda yang nangkring dengan
tegaknya seperti satpam.
Dengan
langkah yang berat tapi pasti Nay mulai berjalan menuju krumunan orang-orang yang
tengah di OSPEK dan tidak lupa bersalaman dengan babenya sebelum digojlok.
Dengan kepala yang celinguk-celinguk Nay berlari karena tu satpam yang jaga
udah nyuruh bergegas and mau nggak
mau mesti nurutin perintah senior. And
then dengan lari-lari kecil kayak film kuch
kuch hota hei akhirnya nemu juga temen
sekelompoknya.
“Sorry kak telat,” sapa Nay.
“Telat
ya, sit-up 10 kali,” teriak senior
yang gondrong kayak preman.
Dalam
hati Nay mengumpat baru aja nyampe sudah disuruh olahraga, nih orang kalo bukan
orang ups salah emang orang udah gue tonjok ampe benjol sekalian biar tahu
rasa. Alhasih Nay pun dengan terpaksa melakukannya takut kalo hukumannya
ditambah lagi and nutut aja deh biar
nggak kena masalah. Dan sodara-sodara kejadian OSPEK udah pasti dapat ditebak
dari awal sampai akhir perpeloncoan
yang disuruh bawa yang aneh-aneh bin langka but
walaupun begitu disana mereka dapat diajarkan proses sosialisasi dan membangun
metode komunikasi yang baik.
Dan
saat-saat seperti ini Nay berharap bisa ketemu dengan dua sohib kentalnya Mita
dan Kei but they are in other place and
menjalani kehidupannya dan pilihannya masing-masing tapi bagi Nay dua sohibnya
punya tempat tersendiri di hatinya, ibarat sebuah pintu yang kuncinya dipegang
oleh Nay and setiap dia rindu dia bisa membuka kedua pintu dengan kunci yang ia
pegang.
“Hey,
elo yang ngelamun pake topi badut jangan dilepas-lepas,”gertak senior gondrong.
“Iya
kak, maaf”
Tak
terasa ospekmu mulai berakhir dan semua mulai melakukan persiapan buat pulang
dan menyongsong hari esok yang lebih cerah.
“Assalammualaikum,
dek ini ada undangan buat kajian di masjid harap datang ya dijamin seru selain
kita belajar agama Islam juga ada game-game seru yang menarik,” sapa seorang
cewer berjilbab besar.
“Insya
Allah mbak, mbak nama-nya sapa kalo boleh saya tau?,”tanya Nay
“Mbak
Shinta, ayo dek mbak pergi dulu mau cepat ni.
“Iya”
Tak terasa hari berganti hari, waktu
pun ikut silih berganti. Ospek yang
berlangsung selama tiga hari tersebut akhirnya berakhir juga dan Nay mulai
beres-beres semua keperluan kuliahnya untuk memasuki tahun ajaran baru dan
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhin.
Nay
memandangi sekeliling gedung yang bercat biru dengan mata penuh harapan dan dia
melirik arloji di tangannya. Saat itu dia langsung bergegas masuk ke kelas yang
telah ditentukan sebelumnya.
Di dalam
kelas itu tampak hiruk-pikuk mahasiswa-mahasiswa dengan berbagai style pakaian yang unik yang memaksa Nay
memandangi mereka satu-persatu.
Hey,
cewek berjilbab boleh kenalan (sambil mengulurkan tangannya) sapa seorang cowok
yang berpakaian rapi mirip pakaian artis cowok yang ada di sinetron drama-drama
Asia.
Nay yang
tengah kebingungan mencari bangku yang masih kosong dikejutkan oleh suara
lembut seorang cowok (Nay pikir cewek lho) and
dengan muka yang masih terkejut Nay mengulurkan tangan.
“Nama
saya Nay”
Oh, kalo
saya Rei
“Nay ke
sini ada bangku kosong,” ajak Rei
Hey Rei,
what’s up bro ?,” sapa seorang cowok
yang berpakaian seperti cowok dengan celana panjang model besar dengan dipenuhi
berbagai kantong.
Hey
Zie!! lama nggak ketemu, kemana aja lho ngilang nggak bilang-bilang apa masih
sakit ditinggalin Ramon,”ejek Rei.
Dalam
hitungan beberapa detik sebuah bogem mentah mendarat di pundak Rei dan kontan
Rei menahan sakit sambil mundur beberapa langkah. Tampak Nay terbengong-bengong
menyaksikan pemandangan yang langka (pemukulan yang dilakukan oleh seorang
cewek terhadap seorang cowok yang lemah lembut). Setelah itu Nay mulai
membayangkan cerita Cinderella yang jadi Cinderella Rei dan yang jadi ibu
tirinya Zie pasti seru karena Cinderellanya babak belur.
“Ampun
Zie (sambil memasang muka memelas), lho nggak berubah dari dulu suka maen kasar
jangan mentang-mentang ikut kempo lantas dipraktikkan ke gue sakit tau!!!”.
“Sakit ya Rei, ups sorry habis lho yang mancing duluan gue mau lupaian cowok
brengsek itu eh lho buka luka lama gue. Ya udahlah itung-itung olahraga he he.
Tiba-tiba
dari kejauhan mulai terlihat sosok dosen dengan membawa tas laptop dan beberapa
buku di tangannya dan beberapa mahasiswa yang masih nongkrong dengan langkah
yang tergesa-gesa mulai memasuki kelas. Suasana kelas pun menjadi sunyi-senyap
yang terdengar hanya suara lantang dosen dengan papan yang berdencit.
Tak
terasa jam pertama berakhir dan memaksa para mahasiswa untuk rehat sejenak dan
tak terkecuali 3 orang manusia yang mulai bercerita satu sama lain tentang
kehidupannya masing-masing. Dan alangkah terkejutnya Nay saat Zie menceritakan
kehidupan pribadinya yang jauh berbeda dengan kehidupan yang sedang dijalaninya
saat ini. Dan Nay dengan tatapan lembut bersama Rei (sorry baru inget ada tokoh
Rei) mendengar dengan saksama setiap cerita yang diutarakan Zie.
“Oh ya,
nama lho Nay kan? Kapan kenal ama Rei?. Akhirnya temen gue sudah sembuh. Tahu
nggak Nay ! Rei ini dari SD udah nyomblo sampai sekarang lho bisa bayangin
menderitanya Rei nggak punya seorang cewek tapi asal lho tau Nay dia ni girly banget. Bayangin hobinya masak,
maen piano and ngejahit gitu and satu lagi sifat yang nyabelin dari Rei ni yaitu jeng.. jeng..
“lemot”.
“Stop Nay!!, lho itu dari dulu nggak
puas-puasnya jelek-jelekkin gue. Sudahlah Nay jangan dengerin omongan yang
nggak penting dari miss perfect biasa
dia ni temen SD gue makanya tau segala kejelekan gue and gue ama Nay sobatan, Iya kan Nay?? (sambil menepuk punggung
Nay).
“I..Iya
Rei”.
Akhirnya
hari pertama kuliah di Fakultas Ekonomi jurusan psikologi berakhir juga dengan
merapikan beberapa buku yang masih berantakan di bangkunya, Nay mulai
melangkahkan kaki (yang pasti dua kakinya) menuju parkiran motor yang telah
menantinya.
“Nay
bareng gue yuk kebetulan lagi bawa mobil ini, ama Zie juga kita mau
jalan-jalan,” sapa Rei.
“Seru tu
kayaknya tapi sorry saya mau langsung
pulang ada beberapa hal yang harus dikerjakan”
“Wah
dasar mahasiswa sok sibuk iya deh non met sibuk-sibuk”
Sesampainya
di rumah Nay melepaskan kepenatannya setelah seharian bergelut dengan aktivitas
kampus yang mulai memeras badan dan otaknya. Iya mengambil sebuah novel dari
rak bukunya dan mulai membacanya hingga matanya terkantuk-katuk dan akhirnya
tertidur dengan pulas.
Terdengar
lantunan ringtone Simple Plan yang
berjudul welcome to my life dan
semakin lama semakin keras. Dan dengan terpaksa membangunkan tidur panjang Nay.
Dengan mata masih dikucek-kucek Nay mulai mencari handponenya dan melihat penelpon yang telah membangunkan tidur
pulasnya.
“Asslammualaikum
Nay”!
“Waalaikum
slm, Oh Kei ternyata lho yang nelpon. Apa kabar?? Kangen Kei. I miss you so much”!!
“Iya bu Nay sama, gimana nih rasanya kuliah di
universitas Gajah Mada jurusan Psikologi terus temen-temenmu udah nemu belum”?
“Barang
kali nemu, iya Nay seru apalagi pas saya Ospek wah kena marah ama kakak
gondrong yang nggak jelas. Abis itu Kei saya ketemu ama temen-temen baru
lumayan gokil (sambil tertawa)
namanya Rei an Zie. Tapi Nay gue sempat kaget pas Zie certain kehidupan
pribadinya jauh beda banget ama kita-kita. Coba lho bayangin Kei, ternyata Zie
pernah memakai narkoba sejenis ganja, terlibat bentrok sesama anak geng motor and suka mabuk-mabukkan bareng ama temen-temen
geng motornya. Kei (sambil menarik nafas karena ngos-ngosan cerita) parahnya
lagi kehidupannya yang tadi gue udah ceritain dimulai sejak dia SMA”.
“Stop Nay! Lho istirahat aja dulu. Dari
dulu nggak berubah kalo ngomong nggak pake koma, tu napas mau abis lagi (sambil
tertawa ngakak). Terus Nay gimana tanggapan orang tuanya and napa dia percaya ama lho buat cerita?”
“Yang
gue tangkap dari ceritanya, orang seperti Zie mempunyai karekter nggak bisa
ditekan, bebas tanpa batasan yang mengikat. Kalo diibaratkan misalnya ada
tembok yang kokoh berdiri menghalangi jalannya dia akan menabraknya sampai
hancur walaupun melukainya diri sendiri. Masalah orang tuanya gue nggak berani
nanya terlalu jauh dia cuma nyeritain dikit kalo orang tuanya berkerja diluar
kota dan hanya pulang sekali sebulan”.
“Oh..oh..oh
begitu dasar peramal oke dah Nay, gue ngantuk ni pengen tidur, kapan-kapan ta
telpon lagi, see you”
“Wait Kei, giliran lho kapan ceritanya??”
“Harus
sekarang ya say, gue ngantuk berat
ni… … …zzzzzzzzzzzzzz”
“Kei..Kei..Kei
yah dia tidur lagi, ya udah wassalam Kei”
Pagi-pagi
sekali Nay udah berangkat ke kampus tercintanya tapi yang dia temui dikelas
cuma Rei. Maklum aja pagi gini ada ujian yang mesti belajat extra.
“Rei
mana Zie?? Kok dari tadi gue nggak liat,” sapa Nay
“Nggak
tau Nay tapi ada sesuatu yang gawat terjadi ama Zie ntar gue ceritaain abis
ujian ni”
Suasana
pun hening setelah lembaran soal dibagiin. Nay termenung sejenak, perasaannya
mulai tidak enak setelah Rei memberitahukan keadaan Zie. Walaupun mereka baru
bertemu dan belum begitu kenal satu sama lain tapi di hati mereka bertiga ada
perasaan saudara yang tidak mampu diungkapkan hanya mampu dirasakan.
“Nay,
gue tunggu di depan taman (sambil berbisik),”sapa Rei
Kontan
Nay terkejut dan mulai serius mengerjakan soal-soal yang didepannya dan
mempercepat menulis setiap jawaban yang ia ketahui.
“Rei ada
apa, kemana Zie??”
“Zie
lagi ditawan ama salah satu geng motor di camp
Skull Rock salah satu tempat ngumpul anak-anak geng motor itu”
“Apa??!!,
kalo gitu kita sekarang ke sana selamatin Zie. Rei lho punya ilmu bela diri
kan?? Sekalian kita lapor polisi ini udah termasuk kasus pidana, jangan lupa
kasik tau orang tuanya Zie”
“Gila
lho Nay, lho itu ngomongnya kayak polisi yang ketemu penjahat. Satu-satu dong
bu mintanya!!, lagian kita nggak mungkin nelpon polisi Zie bisa masuk penjara
juga karena dia salah satu anggota geng motor”
“Temen-temennya
sesama geng motor udah ngebantuin nggak??. Kita harus coba kerja sama dan cepat
bergerak sebelum terjadi sesuatu ama Nay. Ya udah gini Rei lho bawa mobil kan
anter gue ke camp geng motor Zie”
“Oke lah
Nay, up to you tapi satu hal yang
perlu lho ketahui gue nggak punya ilmu beladiri”
“No problem, bisa diatur”
Dalam hati
Nay nggak bakal nyangka kalo dia terlibat ama geng motor demi membantu temannya
Zie tapi “bismillah” demi membela kebenaran. Dan mereka akhirnya pergi ke
markas geng motor Nay yang bernama “Black”.
Sesampainya
di markas, Nay dan Rei mengutarakan maksud kedatangannya. Dan untung disambut
baik oleh ketua geng motor Black yang bernama “Bogel”. Bogel sempat pesimis apa
Nay sanggup melawan geng motor Skull Rock
melihat hanya seorang cewek yang memakai jilbab dan kelihatannya payah tapi
dengan penuh keyakinan Nay membela diri dan berusaha meyakinkan Bogel yang
akhirnya percaya. Setelah itu mereka berdiskusi panjang dan membahas berbagai
rencana-rencana untuk menyelamatkan Zie. Nay mulai paham duduk permasalahannya
yaitu Zie menang dalam balap motor antar geng motor tapi ketua geng motor Skull Rock tidak setuju karena Zie
seorang cewek dan lebih membela anggota Skull
Rock yang juara dua menjadi pemenang. Dan akhirnya timbullah bentrok antara
Skull Rock dan Black. Dalam perseteruan itu Zie tiba-tiba menghilang dan salah
satu saksi dar anggota Black melihat
anggota Skull Rock menyeret Zie masuk
ke dalam mobil.
“Oke Nay,
Rei kita bergerak sekarang sesuai rencana dan jangan bertindak gegabah kalian
harus mengikuti semua aturan yang udah kita sepakati. Ada pertanyaan??!!,”tegas
Bogel
“Nggak
serempak mereka menjawab!!”
“Oke kita
berangkat!!!”
“Tunggu
dulu, apa ada yang punya tongkat terserah dari kayu atau besi gue mau pinjem
buat senjata??”
“Oh, ada Nay
di belakang pintu gudang itu ambil aja”
“Rei ikut
gue bentar, mau gue ajarin beberapa jurus dan jangan pernah berpikir latihan
ini main-main tapi serius”
“O-oke
(dengan muka yang mulai pucat pasi)”
Mereka
akhirnya berangkat sambil membawa beberapa mobil dan motor. Dan satu aturan
yang Nay suka dari geng motor ni mereka nggak pernah bawa senjata kemana pun
mereka pergi kecuali beberapa benda tumpul untuk membela diri.
Sesampainya
di markas geng motor itu, Nay dan kawan-kawan menyelinap melalui pintu
belakang, masing-masing berpencar sesuai dengan kesepakatan rencana beberapa
ada yang ke samping kiri dan kanan untuk mencari lokasi penyekapan Zie. Nay dan
Zie berusaha mencari ke samping kiri. Mereka menyusuri beberapa lorong gelap
dan akhirnya menemukan sebuah pintu yang diterangi oleh cahaya.
“Nay, apa
sebaiknya kitamasuk??”
“Jangan ntar
kita ketahuan, gini aja kita telusuri setiap ruangan ini untuk mengetahui kkeadaan
di dalam baru kita serbu”
“Siap”
Dari
kejauhan terdengar derap-derap langkah kaki menuju ke tempat mereka. Mereka pun
berusaha mencari tempat persembunyian yang dan orang-orang itu ternyata
memasuki ruangan tersebut. Dan samar-samar mereka mendengar suara Zie yang
merintih kesakitan.
“Nay ke sini
gue menemukan celah untuk mengintip mereka”
Mereka pun
mengintip dan mengamati setiap gerakan yang ada di dalam. Kira-kira jumlah
orang yang ada di dalam sekitar 15 orang dan sebanding dengan jumlah Nay dan
kawan-kawan. Tiba-tiba hp Nay bergetar dan ternyata sms dari Bogel yang
menyuruh semua untuk bergerak masuk. Tapi Nay membalasnya agar yang masuk ke
ruangan tersebut bertahap untuk menjaga berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Nay yang akan mengkomando dan bertanggungjawab di tahap kedua ini sambil
jari-jarinya mengetik sms untuk meyakinkan Bogel.
Akhirnya
Bogel dan kawan-kawan masuk duluan dan pertarungan sengit tidak dapat
dihindarkan. Satu dengan lainnya saling menghajar, semua senjata dieluarkan
untuk membela diri. Dan beberapa ada yang terluka parah dan ringan. Nay
memperhatikan setiap kondisi yang terjadi.
Sepertinya
prediksi Nay salah, di dalam ruangan ini ada ruangan lagi yang menampung banyak
anggota Skull Rock yang tertidur dan
tidak terhitung Nay. Terpaksa dia menjalankan rencana tambahannya.
“Rei gue
panggil beberapa temen gue yang udah nunggu di luar ya, prediksi gue ternyata
salah jumlah mereka begitu banyak”
“Temen lho
dari mana?? Iya deh suruh masuk aja”
“Nay gimana
ni jumlah kita kurang banyak bisa-bisa kita kosong-kosong ni,”kata salah satu
anggota Bogel”
“Ada gue
udah manggil temen-temen dari An-Nuur, aktivitis dakwah temen-temen
seperjuangan gue” (sambil mengetik sms dengan kecepatan kilat)
Akhirnya
tanpa hitungan menit mereka pun datang dan dengan komando Nay akhirnya mereka
menyerbu beberapa anggota Skull Rock
yang masih tersisa dengan jurus-jurus bela diri yang sangat gesit dan cepat.
Untung Nay waktu SMA udah belajar Perisai Diri (sejenis olahraga pencak silat).
Satu persatu anggota Skull Rock
tumbang tak tersisa.
“Ukhti (saudara perempuan) siapa anggota
kedua geng motor ana mau diskusi
sekaligus tukar pikiran terhadap masalah mereka,”kata salah satu ustad.
“Itu (sambil
menunjuk Bogel) antum (kamu) tanyakan
saja orang itu ana mau ke tempat Zie temen ana
yang terikat”
Sambil
berlalu, Nay menuju ke tempat Zie yang sudah lemah tak berdaya untuk
membebaskannya.
“Zie lho
nggak apa-apa kan sepertinya lemes banget, ni gue ada sedikit roti buat lho”
“Thank’s Nay
gue nggak tau harus berkata apa. Gue seneng banget punya temen kayak lho dan
Rei. Nay pipi lho berdarah terus kaki lho agak pincang ya, maafin gue Nay gue
nggak bermaksud melibatkan lho dalam masalah gue”
“Santai aja,
bukankah kita temen. Zie bisa gue minta tolong??”
“Apa aja
buat lho”
“Tolong
panggilin Rei, gue nggak kuat jalan ampe luar badan gue udak lemes semua nggak
bisa digerakkan and gue mau tidur
dulu. Soal masalah lho ama geng motor gue serahin ama “orang bijaksana”. Insya Allah
beliau bisa bantuin tapi gue tanya sekali lagi ama lho, beneran kan lho mau
berhenti biar gue yakin dan ‘orang bijaksana’ itu yakin??”
“I-iya Nay,
thank’s atas semuanya (Nay pun terbaring di panggkuan Zie sambil tertidur
pulas).
Setelah
diskusi yang belangsung sangat lama antara ustad (yang namanya masih
dirasiakan), ketua geng motor Skull Rock
dan ketua geng Black berjalan lancar
dan tanpa perseteruan atau perkelahian yang menghasilkan keputusan damai antara
kedua belah pihak dan saling menghormati hak-hak anggota geng motot lain dan
adab-adab dan beberapa aturan yang telah disepakati.
“Nay..nay
bangun lho masih tidur ya??,”sapa Zie
“Zie”
Sambil
mencoba membuka kedua matanya yang masih terpejam, Nay memandang sekeliling
ruangan yang nampak mulai asing diingatannya.
“Zie gue
dimana??”
“Lho di
rumah gue, tenang aja Rei udah cerita kalo sampe orang tuamu tahu kejadian tadi
siang bisa-bisa lho dihukum kan makanya gue udah izin ama ortu lho buat nginep
di sini alasannya pembantu gue pulang dan nggak ada yangg nemenin gue plus ada
kerja kelompok yang tugasnya dikumpulin besok. Sorry ya gue ngebohong”.
Dan satu hal lagi luka-luka lho udah dirawat ama dokter pribadi keluarga gue
jadi tenang aja, besok pasti udah sembuh”.
“Thank’s,
bisa minta tolong ambilin air minum gue haus”
“Nggak
bisa!!, seenak-enaknya lho nyuruh gue ha..ha..ha becanda lagi (sambi
menyodorkan air minum). Nay gue mau nanya ‘orang bijaksana’ itu dimana lho
kenal ama temen-temennya sampai Bogel ngizinin buat gue berhenti dari geng
motor Black, sebenarnya untuk
berhenti jadi anggota itu susahnya luar biasa tapi ‘orang bijaksana’ itu hebat
banget ngomongnya sampe-sampe Bogel yang keras kepala itu bisa luluh dibuatnya”
“Zie
orang-orang bijaksana itu temen gue di kampus, gue emang nggak pernah cerita
kalo ikut An-Nuur sejenis rohis. Di sana gue banyak ketemu temen-temen baru
yang ramah dan memberikan jalan untuk lebih dekat dengan agama gue ‘Islam’.
Sekali-sekali lho ikut kajian di mushola seru lho dan prinsip yang lho anut
bakalan berubah”
“Emang lho
tau apa prinsip gue??”
“Free
(bebas) tanpa batasan, bener kan??”
“Yes”
(sambil memandang keluar jendela)
“Zie, ini
cuma saran dari salah satu saudaramu yang peduli ama lho bahwa kebebasan yang
kamu miliki bukan untuk digunakan sesuai kehendakmu tapi kebebasan yang kamu
miliki lho gunaain sebaik-baiknya dikontrol dan dipertanggungjawabkan kepada
Allah swt. Cara mengontrolnya adalah
dengan iman yang lho miliki. Ibaratnya lho udah membangun tembok yang kokoh
jangan sampai tembok yang lho bangun itu rusak atau nggak hancur dan tembok itu
adalah iman yang gue sendiri belum bisa mengontrolnya dia bisa naik bahkan
turun tergantung seberapa besar kita memperkaya diri dengan amalan dan
kewajiban yang telah diperintahkan-Nya dan tentu di dalam membangun sebuah
tembok yang kokoh kita perlu mengetahui batasan-batasan yang mengaturnya”.
“Waw ada
calon ustadzah, insya Allah gue bakal ikut kajian yang diadain An-Nuur. Satu
hal lagi Nay sapa nama ‘orang bijaksana’ yang bantu ngeluarin gue dari geng
motor he..he sapa tau dia jadi jodoh gue??”
“Dasar
(sambil menepuk bahu Zie), namanya Akh Rizki dan besok Zie ada kajian jam 9
pagi kita ikutan yuk seru temanya kalo nggak salah tentang ‘Motivasi Diri’. Di
sana gue bakalan kenalin ama Mbak Shinta yang orang pertama gue kenal di
An-Nuur orangya baik banget”
“Nay ‘akh’
itu istilah apa, nama depannya ya??”
“Bukan,
‘akh’ itu panggilan untuk saudara laki-laki ntar kalo lho masih bingung
istilah-istilah yang bakalan lho temui di kajian tanya aja ama gue atau Mbak
Shinta”
“Oke”
Keesokan
paginya mereka berdua berangkat ke kampus bersama-sama dan langsung menuju ke
mushola kampus untuk mengikuti kajian yang diadakan An-Nuur. Disana Zie agak
risih karena dia sendiri yang nggak pake jilbab tapi Nay memberikan semangat
juga Mbak Shinta untuk percaya bahwa semua teman-teman An-Nuur pasti mengerti.
Dan alangkah terkejutnya Nay mendengar permintaan Zie yang ingin memakai
jilbab. Dalam hati Nay mengucap syukur kepada Allah swt yang telah memberikan
hidayah di pagi yang cerah ini. Dan semoga persahabatan mereka bertiga akan
kekal abadi sampai ajal menjemput. Langit biru pun menjadi saksi perjuangan
kehidupan mereka yang terus akan berlangsung dan dipenuhi dengan warna-warni
yang menghiasi hati mereka. Dan tampak dari kejauhan Rei memanggil mereka untuk
masuk ke kelas.
##THE END##
Tidak ada komentar:
Posting Komentar