PERGESERAN
BUDAYA LOKAL
By : Zefita
Budaya
dalam arti yang luas bisa menjadi sebuah tata nilai, adat istiadat dan
kebiasaan yang melekat pada prinsip dan kepribadian seseorang. Budaya bisa membentuk
kepribadian dan karakteristik seseorang menjadi baik atau buruk. Saat ini
budaya lokal mulai tergeser oleh budaya Barat yang mulai masuk dan mempengaruhi
perilaku para remaja di Indonesia. Budaya Barat ini masuk melalui akses
internet, television dan perkembangan mode atau tren.
Budaya
Barat dulu hanya terlihat pada masyarakat perkotaan yang dapat dengan mudah
mengakses internet tapi kini aku melihat masyarakat pedesaan di pedalaman mulai
mengenal budaya Barat. Budaya Barat yang aku maksud adalah dari segi pakaian
yang serba mini, perilaku yang bebas dan sudah mulai mengabaikan nilai moral
dan agama. Sungguh memprihatinkan memang tetapi ini kenyataan yang aku lihat
pada remaja sekarang. Saat jiwa muda mereka menggebu mereka tidak tau harus
menyalurkannya kemana, akhirnya mereka mulai coba-coba. Mencoba free sex, mengakses situs porno, balapan
liar, berdandan dengan sexy untuk menarik perhatian cowok yang mereka sukai,
memamerkan aurat yang seharusnya tertutup dan masih banyak lagi. Istilah “gaul”
dalam dunia anak muda menjadi sebuah momen yang harus dipatuhi jika tidak
mengikuti tren maka akan disebut “kuper”. Gaul boleh-boleh saja asal pada
tempatnya dan tidak berlebih-lebihan.
Dulu
sewaktu aku kecil aku mengunjungi desa kakekku. Orang-orang disana ramah,
pakaiannya sopan dan tertutup. Aku melihat banyak santri yang pergi dan pulang
mengaji dengan ceria, mendendangkan lantunan ayat suci Al-Qur’an, nasyid dan
sholawat. Namun kini setelah aku dewasa, aku melihat gadis dan pemuda desa
setempat jauh dari budaya tradisional yang mereka pegang teguh. Pakaian mereka
serba modern, berwarna-warni yang membuat sakit mata, sexy, dandanan yang menor
antara wajah dan leher warnanya sungguh kontras, naik motor kebut-kebutan,
bahkan di masjid kadang terdengar lantunan suara dangdud, music house dan lagu Sasak yang seharusnya tidak disiarkan dengan
mudahnya. Kemana ya kira-kira tokoh adat, agama serta pemuda-pemudi yang masih
berpegang teguh pada prinsip Islam??.
Semoga
saja para orang tua mulai lebih memperhartikan perkembangan anaknya yang mulai
remaja dengan pendidikan agama dan moral. Semoga saja masyarakat dan remaja
Lombok tidak terjerumus dengan pergaulan bebas. Di Negara Jepang, Cina serta Negara
Asia lainnya yang dulu masih tabu dengan pergaulan bebas kini mereka sudah
plural dan melegalkannya. Di Indonesia khususnya di Jawa sudah banyak survey dilakukan
mengenai keperawanan para pelajar SMP dan SMA yang hasilnya sungguh
mengejutkan. Banyak diantara mereka yang sudah melakukan sex pra nikah dengan
pasangannya. Di Lombok, mudahan saja masih ada pemuda-pemudi yang terus berjuang
membangun budaya Islam dan mengenalkannya kepada para remaja dan generasi
selanjutnya agar mereka menyadari bahwa ada batasan dalam bergaul dan jangan
sampai gampang terjerumus. Sekali lagi “gaul” boleh-boleh saja asal jangan
berlebih-lebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar