Jumat, 16 November 2012

Aku dan Lupus



Semenjak aku SD, hanya buku bergambar yang menarik perhatianku. Kemudian, seiring berjalannya waktu hobi membacaku mulai berkembang. Ada salah seorang teman yang menawarkanku untuk membaca beberapa komik petualangan dan serial cantik. Namun, aku mulai bosan karena alur cerita komik yang bersambung dan lanjutannya membuat penasaran. Ingin mengetahui kelanjutan ceritanya tetapi harus menunggu komiknya terbit pada bulan depan.
Nah, saat SMP ada temanku yang menawarkan sebuah buku kecil, imut dan covernya seorang cowok berjambul. Judul buku itu “Lupus”. Aku agak heran dengan judul buku yang terkesan mirip nama sebuah penyakit. Aku pinjam dan mulai membacanya. Satu menit, dua menit, aku mulai senyum-senyum sendiri dan selanjutnya tertawa terpingkal-pingkal membaca isi ceritanya. Belum pernah aku menemukan buku yang lucu, gokil dan tidak membosankan walau dibaca berkali-kali juga pada tebak-tebakannya yang lucu. Salut pada dua penulisnya yaitu mas Hilmal Hariwijaya dan Boim Lebon. Mereka sukses mengocok perutku dan membuat ketagihan membaca buku Lupus.  
Semenjak saat itu, aku mulai mengoleksi buku Lupus dari SMP sampai kuliah. Kadang-kadang aku meminjam pada beberapa teman yang menggemari buku Lupus. Pernah nih, saking ingin memiliki buku Lupus yang judulnya “The Lost Boy” dan tidak ada di toko buku, aku akhirnya memfotokopi dari teman karena ceitanya bagus banget dan sayang kalau belum punya. Nah, mulailah saat itu aku berpetualang mengoleksi buku Lupus dan menjelajah beberapa toko buku di sekitar tempat tinggalku. Hobiku membaca buku Lupus membuatku tertarik menjadi seorang penulis. Ternyata, untuk bisa menjadi seorang penulis itu gampang-gampang susah. Asalkan jangan mudah patah semangat. Beberapa kali aku mencoba ikut lomba menulis dan hasilnya selalu gagal. Namun, aku tetap berusaha mencari sebuah peluang dan alhamdulillah ada beberapa lomba yang aku menangkan. Buku Lupus memberikan sebuah kenangan tersendiri bagiku karena membacanya berulang-ulang mengingatkanku kepada teman-teman yang meminjamiku dan juga berebutan saat meminjam dengan teman yang lain (hehe). Sampai kadang aku lama mengembalikannya karena masih membacanya dua sampai tiga kali. Baru, saat yang punya meminta kembali bukunya dan saat itu juga aku mulai mengingat bahwa sudah meminjam bukunya (hehe).