Selasa, 15 November 2011

TEMA : HUBUNGAN PERSAHABATAN RI-MAROKO DULU, KINI DAN BESOK JUDUL : MEMBANGUN HUBUNGAN PERSAHABATAN MULTI-BISNIS ANTARA RI-MAROKO

by : Zefita

Maroko, negara yang terletak di belahan utara benua Afrika. Letak Maroko yang sangat strategis di perairan samudera Atlantik dan laut Tengah mennyebabkan negara ini menjadi kaum imprealis barat. Negara ini berbentuk monarki konstitusional dengan parlemen yang dipilih oleh rakyat dalam sebuah pemilihan umum dengan kepala negara dipegang oleh raja. Kekuasaan raja sangat besar, ini terbukti bahwa raja dapat memberhentikan menteri dan membubarkan parlemen setelah melakukan konslultasi dengan pimpinan kedua kamar di Parlemen. Peristiwa ini pernah terjadi pada tahun 1965 dan peran dan tugas raja yaitu sebagai pemimpin politik sekuler dan pemimpin keyakinan dari keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

            Walaupun Maroko terletak di benua Afrika kondisi alamnya tak jauh berbeda dengan kawasan Asia yang terkenal subur, hijau dan sistem perairan yang baik. Sehingga Maroko yang termasuk pada kawasan negara Arab memiliki sistem pertanian yang terkemuka dan unggul bila dibandingkan dengan negara Arab lainnya di benua Afrika. Maroko mempunyai empat ibu kota yaitu Rabat sebagai ibu kota administrasi, Casablanca sebagai ibu kota perdagangan dan industri, Marrakech sebagai ibu kota wisata dan terakhir Fes sebagai ibu kota budaya dan ilmu pengetahuan. Negara ini memiliki kekayaan sejarah, budaya serta warisan peradaban yang tinggi. Ini bisa dilihat dari bukti sejarah bahwa Maroko telah dihuni sejak zaman Neolitikum sekitar 8.000 sebelum Masehi dan aktif dalam perdagangan yang melibatkan kekaisaran Romawi dengan julukan Mauretania Tingitana.

            Akhir-akhir ini banyak kita dengar di media massa pergolakan politik di kawasan Timur  Tengah dan Afrika Utara. Pergolakan ini tentu memberikan guncangan pada perokonomian global, salah satunya kondisi di pasar modal dengan indikator naik turunnya indeks perdagangan saham gabungan di seluruh bursa di dunia juga berpengaruh terhadap harga minyak dunia karena kawasan ini merupakan sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan. Beberapa pergolakan tersebut yaitu, penggulingan presiden Ben Ali dari Tunisia, presiden Mubarak dari Mesir dan presiden Khadaffi dari Lybia. Dan yang terkenal saat ini yakni pergolakan perang di Lybia yangg banyak menelan korban jiwa. Akan tetapi hubungan bilateral Indonesia-Maroko tidak turut merenggang karena hubungan persahabatan mereka telah berlangsung sangat lama dan Maroko telah menganggap Indonesia sebagai “Akh Syaqiq” (Saudara Kandung).

            Adapun hubungan bilateral Indonesia pada negara kawasan di Timur Tengah dan Afrika Utara sudah berlangsung sangat lama. Salah satu hubungan bilateral antara Indonesia dengan kawasan Timur Tengah yaitu mengimpor minyak bumi. Sedangkan dengan Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi ketika musafir Ibnu Batuttah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India dan akhirnya tiba di Indonesia di kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Era modern hubungan kedua negara ini diperkuat lagi. Tahun 1955 Maroko turut aktif berperan di KAA (Konferensi Asia Afrika) di Bandung, Jawa Barat. Dan tanggal 2 Mei 1960 Presiden Soekarno tiba di Rabat, ini merupakan awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko juga presiden Soekarno dianggap sebagai pemimpin yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.

            Kunjungan pertama presiden Soekarno inilah yang membuat raja Mohammed V memberi kenang-kenangan khusus seperti penamaan jalan Rue (jalan) Soekarno di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko dan ada juga Rue Bandoeng dan Rue Jakarta yang masih berada di kawasan kota Rabat. Penamaan jalan tersebut membuat presiden Soekarno mengambil nama Casabalanca yakni kota perdagangan di Maroko sebagai nama jalan terpenting dan tersibuk di kota Jakarta. Kunjungan tersebut juga merupakan awal mulanya pendirian kedutaan besar Republik Indonesia di Rabat. Selain itu, warga negara Indonesia dibebaskan visa untuk masuk negara Maroko yang sampai saat masih dirasakan oleh pelajar dan mahasiswa Indonesia di Maroko. Dan ini merupakan pijakan pertama bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan kerja sama kedua negara di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan kebudayaan.

            Dalam bidang perdagangan Indonesia mengimpor dari Maroko berupa produk fosfat dan asam fosfat sedangkan untuk ekspor Indonesia mengirimkan produk-produk berupa makanan, minuman, kopi, rempah-rempah, kerajinan kaca, minyak kelapa sawit, tekstil, TV, radio, kayu, kertas, ban mobil, karton, plastik, furniture, benang, karet, kabel listrik dan tembakau yang sangat disukai oleh masyarakat Maroko. Dengan demikian, kerja sama dalam bidang ekspor dan impor sangat potensial dilakukan antara Indonesia dan Maroko. Dengan memanfaatkan letak Indonesia yang strategis secara geografis dekat dengan Eropa karena telah melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa serta dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Turki, Jordania, Tunisia, Mesir dan Unit Emirat Arab. Sehingga peluang pasar bagi Indonesia sangat luas dalam memasarkan berbagai jenis produknya.

            Dalam bidang pariwisata banyak objek wisata yang menarik minat pelancong dari Eropa, Asia maupun benua lainnya yaitu pantai indah yang berada di pinggiran kota-kota pesisir seperti : pantai pelaya di Tanger, pantai Ashila, pantai Mehdia di Kenitra, pantai Agadir dengan penjara di tengah lautnya serta beberapa fasilitas kafe dan restoran yang membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktunya. Kemudian ada juga objek wisata air terjun yang ada di Sopro, Fes dan Khribga serta sumber air panas ainullah dan fes. Tidak hanya itu objek wisata yang bersejarah diantaranya goa Hercules di Tanger, penjara Portugis di Safi, Jami Quaraouyine di Fes, Volubilis sebagai kota bersejarah peninggalan pemerintahan Romawi Kuno yangg tetap terjaga keaslian dan kekunoannya, benteng-benteng kokoh bercat merah yang dapat dilihat di setiap kota di Maroko, perkampungan unik yang menyimpan nyanyian gurun sahara di Quarzazat serta masjid Hasan II di kota Casablanca yang merupakan masjid termegah ketiga di dunia setelah Haramain (masjid Haram dan Nabawai).

            Adapun dalam bidang pendidikan, setiap tahun Maroko menawarkan 15 beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama, namun jatah beasiswa ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga diharapkan kedepannya peluang emas pendidikan ke Maroko dapat dimanfaatkan guna menjalin persahabatan yang semakin erat anatar kedua negara tersebut. Dan dalam bidang kebudayaan Indonesia turut berpartisipasi dalam festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat. Dalam festival tersebut Indonesia menampilkan kisah Ramayana dalam bahasa Arab. Kemudian pada festival Music International di Fes, Maroko dengan dukungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Indonesia menampilkan musik Marawis yang dibawakan oleh Syubbanul Akhyar dari Cirebon.

            Dari paparan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa hubungan persahabatan antara RI-Maroko sudah terjalin sangat lama. Bila dihitung telah berlangsung selama 51 tahun. Hubungan kedua negara ini sudah bukan sekedar hubungan bilateral biasa tetapi sudah menjadi sepasang sahabat yang saling membutuhkan. Ini dapat dilihat dari kerja sama pada bidang perdagangan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan yakni sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga hubungan ini perlu dijaga, dibina, dipertahankan serta ditingkatkan agar kedepannya Indonesia dan Maroko dapat menjadi negara maju yang memiliki daya saing dan kualitas sumber daya manusia yang mampu menembus pasar Eropa maupun Amerika. Salah satu alternatif yang saya tawarkan yaitu menjalin kerja sama multi-bisnis yakni diversifikasi produk untuk masing-masing negara (Indonesia dan Maroko) yang kreatif dan berkualitas tinggi dengan pembagian sejumlah level produk sesuai dengan pesanan dan kebutuhan ke negara yang dituju. Dan untuk memperjelas produk yang dihasilkan RI-Maroko yaitu melakukan pembauran (gabungan) produk masing-masing negara untuk menghasilkan produk unggulan yang kreatif agar mampu menembus pasar internasional.

@@END@@






DAFTAR PUSTAKA





http :/www.sahabatmaroko.com/

http : /www.ppimaroko.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar