Kamis, 13 Maret 2014

THE WALL OF LIFE

 THE WALL OF LIFE

            Di depan jalanan yang terjal itu, ada satu jalan lurus yang dibangun oleh tembok-tembok yang tinggi. Seorang anak manusia harus memilih dua jalan yang diberikan, apa itu jalan lurus atau jalan yang terjal.
            Sisi kota yang diterangi oleh beberapa lampu jalan menambah gemerlapnya kota kecil itu. Tampak gerombolan muda-mudi berjalan beriringan menyusuri jalan setapak kota kecil itu.
            “Nay, makan apa lagi ni gue masih lapar???,” sergah Kei.
            “Iya ni say, gue masih pengen nambah lumpia lagi ni abis enak banget sih,” sapa Mita.
            “Kalian ini tu perut udah berapa lipet tuh ntar tambah gendut lho,” bantah Nay.
            “Gpp mumpung hari ni hari terakhir kita melepas masa SMA and tomorrow must prefare to go university,” kata Nay.
            Mereka pun menyusuri stan-stan makanan di sudut kota itu sambil bercanda ria malam yang semakin larut dan tentu memaksa mereka untuk bergegas pulang meninggalkan pekatnya malam.
            Mentari pagi mulai memasuki celah-celah kamar Nay, memaksa untuk  segera membangunkannya dari tidur yang melelahkan dan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat barunya.  This day is very important like a new paper in my life who change a more better than tomorrow.
            Tak terasa perjalanan yang lumayan panjang itu berakhir, di depan gerbang kampus barunya berdiri dua orang berpakaian jas biru muda yang nangkring dengan tegaknya seperti satpam.
            Dengan langkah yang berat tapi pasti Nay mulai berjalan menuju krumunan orang-orang yang tengah di OSPEK dan tidak lupa bersalaman dengan babenya sebelum digojlok. Dengan kepala yang celinguk-celinguk Nay berlari karena tu satpam yang jaga udah nyuruh bergegas and mau nggak mau mesti nurutin perintah senior. And then dengan lari-lari kecil kayak film kuch kuch hota hei  akhirnya nemu juga temen sekelompoknya.
            “Sorry kak telat,” sapa Nay.
            “Telat ya, sit-up 10 kali,” teriak senior yang gondrong kayak preman.
            Dalam hati Nay mengumpat baru aja nyampe sudah disuruh olahraga, nih orang kalo bukan orang ups salah emang orang udah gue tonjok ampe benjol sekalian biar tahu rasa. Alhasih Nay pun dengan terpaksa melakukannya takut kalo hukumannya ditambah lagi and nutut aja deh biar nggak kena masalah. Dan sodara-sodara kejadian OSPEK udah pasti dapat ditebak dari awal sampai akhir perpeloncoan yang disuruh bawa yang aneh-aneh bin langka but walaupun begitu disana mereka dapat diajarkan proses sosialisasi dan membangun metode komunikasi yang baik.
            Dan saat-saat seperti ini Nay berharap bisa ketemu dengan dua sohib kentalnya Mita dan Kei but they are in other place and menjalani kehidupannya dan pilihannya masing-masing tapi bagi Nay dua sohibnya punya tempat tersendiri di hatinya, ibarat sebuah pintu yang kuncinya dipegang oleh Nay and setiap dia rindu dia bisa membuka kedua pintu dengan kunci yang ia pegang.
            “Hey, elo yang ngelamun pake topi badut jangan dilepas-lepas,”gertak senior gondrong.
            “Iya kak, maaf”
            Tak terasa ospekmu mulai berakhir dan semua mulai melakukan persiapan buat pulang dan menyongsong hari esok yang lebih cerah.
            “Assalammualaikum, dek ini ada undangan buat kajian di masjid harap datang ya dijamin seru selain kita belajar agama Islam juga ada game-game seru yang menarik,” sapa seorang cewer berjilbab besar.
            “Insya Allah mbak, mbak nama-nya sapa kalo boleh saya tau?,”tanya Nay
            “Mbak Shinta, ayo dek mbak pergi dulu mau cepat ni.
            “Iya”
            Tak terasa hari berganti hari, waktu pun  ikut silih berganti. Ospek yang berlangsung selama tiga hari tersebut akhirnya berakhir juga dan Nay mulai beres-beres semua keperluan kuliahnya untuk memasuki tahun ajaran baru dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhin.
            Nay memandangi sekeliling gedung yang bercat biru dengan mata penuh harapan dan dia melirik arloji di tangannya. Saat itu dia langsung bergegas masuk ke kelas yang telah ditentukan sebelumnya.
            Di dalam kelas itu tampak hiruk-pikuk mahasiswa-mahasiswa dengan berbagai style pakaian yang unik yang memaksa Nay memandangi mereka satu-persatu.
            Hey, cewek berjilbab boleh kenalan (sambil mengulurkan tangannya) sapa seorang cowok yang berpakaian rapi mirip pakaian artis cowok yang ada di sinetron drama-drama Asia.
            Nay yang tengah kebingungan mencari bangku yang masih kosong dikejutkan oleh suara lembut seorang cowok (Nay pikir cewek lho) and dengan muka yang masih terkejut Nay mengulurkan tangan.
            “Nama saya Nay”
            Oh, kalo saya Rei
            “Nay ke sini ada bangku kosong,” ajak Rei
            Hey Rei, what’s up bro ?,” sapa seorang cowok yang berpakaian seperti cowok dengan celana panjang model besar dengan dipenuhi berbagai kantong.
            Hey Zie!! lama nggak ketemu, kemana aja lho ngilang nggak bilang-bilang apa masih sakit ditinggalin Ramon,”ejek Rei.
            Dalam hitungan beberapa detik sebuah bogem mentah mendarat di pundak Rei dan kontan Rei menahan sakit sambil mundur beberapa langkah. Tampak Nay terbengong-bengong menyaksikan pemandangan yang langka (pemukulan yang dilakukan oleh seorang cewek terhadap seorang cowok yang lemah lembut). Setelah itu Nay mulai membayangkan cerita Cinderella yang jadi Cinderella Rei dan yang jadi ibu tirinya Zie pasti seru karena Cinderellanya babak belur.
            “Ampun Zie (sambil memasang muka memelas), lho nggak berubah dari dulu suka maen kasar jangan mentang-mentang ikut kempo lantas dipraktikkan ke gue sakit tau!!!”.
             “Sakit ya Rei, ups sorry habis lho yang mancing duluan gue mau lupaian cowok brengsek itu eh lho buka luka lama gue. Ya udahlah itung-itung olahraga he he.
            Tiba-tiba dari kejauhan mulai terlihat sosok dosen dengan membawa tas laptop dan beberapa buku di tangannya dan beberapa mahasiswa yang masih nongkrong dengan langkah yang tergesa-gesa mulai memasuki kelas. Suasana kelas pun menjadi sunyi-senyap yang terdengar hanya suara lantang dosen dengan papan yang berdencit.
            Tak terasa jam pertama berakhir dan memaksa para mahasiswa untuk rehat sejenak dan tak terkecuali 3 orang manusia yang mulai bercerita satu sama lain tentang kehidupannya masing-masing. Dan alangkah terkejutnya Nay saat Zie menceritakan kehidupan pribadinya yang jauh berbeda dengan kehidupan yang sedang dijalaninya saat ini. Dan Nay dengan tatapan lembut bersama Rei (sorry baru inget ada tokoh Rei) mendengar dengan saksama setiap cerita yang diutarakan Zie.
            “Oh ya, nama lho Nay kan? Kapan kenal ama Rei?. Akhirnya temen gue sudah sembuh. Tahu nggak Nay ! Rei ini dari SD udah nyomblo sampai sekarang lho bisa bayangin menderitanya Rei nggak punya seorang cewek tapi asal lho tau Nay dia ni girly banget. Bayangin hobinya masak, maen piano and  ngejahit gitu and satu lagi sifat yang nyabelin dari Rei ni yaitu jeng.. jeng.. “lemot”.
            “Stop Nay!!, lho itu dari dulu nggak puas-puasnya jelek-jelekkin gue. Sudahlah Nay jangan dengerin omongan yang nggak penting dari miss perfect biasa dia ni temen SD gue makanya tau segala kejelekan gue and gue ama Nay sobatan, Iya kan Nay?? (sambil menepuk punggung Nay).
            “I..Iya Rei”.
            Akhirnya hari pertama kuliah di Fakultas Ekonomi jurusan psikologi berakhir juga dengan merapikan beberapa buku yang masih berantakan di bangkunya, Nay mulai melangkahkan kaki (yang pasti dua kakinya) menuju parkiran motor yang telah menantinya.
            “Nay bareng gue yuk kebetulan lagi bawa mobil ini, ama Zie juga kita mau jalan-jalan,” sapa Rei.
            “Seru tu kayaknya tapi sorry saya mau langsung pulang ada beberapa hal yang harus dikerjakan”
            “Wah dasar mahasiswa sok sibuk iya deh non met sibuk-sibuk”
            Sesampainya di rumah Nay melepaskan kepenatannya setelah seharian bergelut dengan aktivitas kampus yang mulai memeras badan dan otaknya. Iya mengambil sebuah novel dari rak bukunya dan mulai membacanya hingga matanya terkantuk-katuk dan akhirnya tertidur dengan pulas.
            Terdengar lantunan ringtone Simple Plan yang berjudul welcome to my life dan semakin lama semakin keras. Dan dengan terpaksa membangunkan tidur panjang Nay. Dengan mata masih dikucek-kucek Nay mulai mencari handponenya dan melihat penelpon yang telah membangunkan tidur pulasnya.
            “Asslammualaikum Nay”!
            “Waalaikum slm, Oh Kei ternyata lho yang nelpon. Apa kabar?? Kangen Kei. I miss you so much”!!
            “Iya bu Nay sama, gimana nih rasanya kuliah di universitas Gajah Mada jurusan Psikologi terus temen-temenmu udah nemu belum”?
            “Barang kali nemu, iya Nay seru apalagi pas saya Ospek wah kena marah ama kakak gondrong yang nggak jelas. Abis itu Kei saya ketemu ama temen-temen baru lumayan gokil (sambil tertawa) namanya Rei an Zie. Tapi Nay gue sempat kaget pas Zie certain kehidupan pribadinya jauh beda banget ama kita-kita. Coba lho bayangin Kei, ternyata Zie pernah memakai narkoba sejenis ganja, terlibat bentrok sesama anak geng motor and  suka mabuk-mabukkan bareng ama temen-temen geng motornya. Kei (sambil menarik nafas karena ngos-ngosan cerita) parahnya lagi kehidupannya yang tadi gue udah ceritain dimulai sejak dia SMA”.
            “Stop Nay! Lho istirahat aja dulu. Dari dulu nggak berubah kalo ngomong nggak pake koma, tu napas mau abis lagi (sambil tertawa ngakak). Terus Nay gimana tanggapan orang tuanya and napa dia percaya ama lho buat cerita?
            “Yang gue tangkap dari ceritanya, orang seperti Zie mempunyai karekter nggak bisa ditekan, bebas tanpa batasan yang mengikat. Kalo diibaratkan misalnya ada tembok yang kokoh berdiri menghalangi jalannya dia akan menabraknya sampai hancur walaupun melukainya diri sendiri. Masalah orang tuanya gue nggak berani nanya terlalu jauh dia cuma nyeritain dikit kalo orang tuanya berkerja diluar kota dan hanya pulang sekali sebulan”.
            “Oh..oh..oh begitu dasar peramal oke dah Nay, gue ngantuk ni pengen tidur, kapan-kapan ta telpon lagi, see you
            “Wait Kei, giliran lho kapan ceritanya??
            “Harus sekarang ya say, gue ngantuk berat ni… … …zzzzzzzzzzzzzz”
            “Kei..Kei..Kei yah dia tidur lagi, ya udah wassalam Kei”
            Pagi-pagi sekali Nay udah berangkat ke kampus tercintanya tapi yang dia temui dikelas cuma Rei. Maklum aja pagi gini ada ujian yang mesti belajat extra.
            “Rei mana Zie?? Kok dari tadi gue nggak liat,” sapa Nay
            “Nggak tau Nay tapi ada sesuatu yang gawat terjadi ama Zie ntar gue ceritaain abis ujian ni”
            Suasana pun hening setelah lembaran soal dibagiin. Nay termenung sejenak, perasaannya mulai tidak enak setelah Rei memberitahukan keadaan Zie. Walaupun mereka baru bertemu dan belum begitu kenal satu sama lain tapi di hati mereka bertiga ada perasaan saudara yang tidak mampu diungkapkan hanya mampu dirasakan.
            “Nay, gue tunggu di depan taman (sambil berbisik),”sapa Rei
            Kontan Nay terkejut dan mulai serius mengerjakan soal-soal yang didepannya dan mempercepat menulis setiap jawaban yang ia ketahui.
            “Rei ada apa, kemana Zie??
            “Zie lagi ditawan ama salah satu geng motor di camp Skull Rock salah satu tempat ngumpul anak-anak geng motor itu”
            “Apa??!!, kalo gitu kita sekarang ke sana selamatin Zie. Rei lho punya ilmu bela diri kan?? Sekalian kita lapor polisi ini udah termasuk kasus pidana, jangan lupa kasik tau orang tuanya Zie”
            “Gila lho Nay, lho itu ngomongnya kayak polisi yang ketemu penjahat. Satu-satu dong bu mintanya!!, lagian kita nggak mungkin nelpon polisi Zie bisa masuk penjara juga karena dia salah satu anggota geng motor”
            “Temen-temennya sesama geng motor udah ngebantuin nggak??. Kita harus coba kerja sama dan cepat bergerak sebelum terjadi sesuatu ama Nay. Ya udah gini Rei lho bawa mobil kan anter gue ke camp geng motor Zie”
            “Oke lah Nay, up to you tapi satu hal yang perlu lho ketahui gue nggak punya ilmu beladiri”
            “No problem, bisa diatur”
            Dalam hati Nay nggak bakal nyangka kalo dia terlibat ama geng motor demi membantu temannya Zie tapi “bismillah” demi membela kebenaran. Dan mereka akhirnya pergi ke markas geng motor Nay yang bernama “Black”.
            Sesampainya di markas, Nay dan Rei mengutarakan maksud kedatangannya. Dan untung disambut baik oleh ketua geng motor Black  yang bernama “Bogel”. Bogel sempat pesimis apa Nay sanggup melawan geng motor Skull Rock melihat hanya seorang cewek yang memakai jilbab dan kelihatannya payah tapi dengan penuh keyakinan Nay membela diri dan berusaha meyakinkan Bogel yang akhirnya percaya. Setelah itu mereka berdiskusi panjang dan membahas berbagai rencana-rencana untuk menyelamatkan Zie. Nay mulai paham duduk permasalahannya yaitu Zie menang dalam balap motor antar geng motor tapi ketua geng motor Skull Rock tidak setuju karena Zie seorang cewek dan lebih membela anggota Skull Rock yang juara dua menjadi pemenang. Dan akhirnya timbullah bentrok antara Skull Rock dan Black. Dalam perseteruan itu Zie tiba-tiba menghilang dan salah satu saksi dar anggota Black melihat anggota Skull Rock menyeret Zie masuk ke dalam mobil.
            “Oke Nay, Rei kita bergerak sekarang sesuai rencana dan jangan bertindak gegabah kalian harus mengikuti semua aturan yang udah kita sepakati. Ada pertanyaan??!!,”tegas Bogel
            “Nggak serempak mereka menjawab!!”
            “Oke kita berangkat!!!”
            “Tunggu dulu, apa ada yang punya tongkat terserah dari kayu atau besi gue mau pinjem buat senjata??”
            “Oh, ada Nay di belakang pintu gudang itu ambil aja”
            “Rei ikut gue bentar, mau gue ajarin beberapa jurus dan jangan pernah berpikir latihan ini main-main tapi serius”
            “O-oke (dengan muka yang mulai pucat pasi)”
            Mereka akhirnya berangkat sambil membawa beberapa mobil dan motor. Dan satu aturan yang Nay suka dari geng motor ni mereka nggak pernah bawa senjata kemana pun mereka pergi kecuali beberapa benda tumpul untuk membela diri.
            Sesampainya di markas geng motor itu, Nay dan kawan-kawan menyelinap melalui pintu belakang, masing-masing berpencar sesuai dengan kesepakatan rencana beberapa ada yang ke samping kiri dan kanan untuk mencari lokasi penyekapan Zie. Nay dan Zie berusaha mencari ke samping kiri. Mereka menyusuri beberapa lorong gelap dan akhirnya menemukan sebuah pintu yang diterangi oleh cahaya.
            “Nay, apa sebaiknya kitamasuk??”
            “Jangan ntar kita ketahuan, gini aja kita telusuri setiap ruangan ini untuk mengetahui kkeadaan di dalam baru kita serbu”
            “Siap”
            Dari kejauhan terdengar derap-derap langkah kaki menuju ke tempat mereka. Mereka pun berusaha mencari tempat persembunyian yang dan orang-orang itu ternyata memasuki ruangan tersebut. Dan samar-samar mereka mendengar suara Zie yang merintih kesakitan.
            “Nay ke sini gue menemukan celah untuk mengintip mereka”
            Mereka pun mengintip dan mengamati setiap gerakan yang ada di dalam. Kira-kira jumlah orang yang ada di dalam sekitar 15 orang dan sebanding dengan jumlah Nay dan kawan-kawan. Tiba-tiba hp Nay bergetar dan ternyata sms dari Bogel yang menyuruh semua untuk bergerak masuk. Tapi Nay membalasnya agar yang masuk ke ruangan tersebut bertahap untuk menjaga berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Nay yang akan mengkomando dan bertanggungjawab di tahap kedua ini sambil jari-jarinya mengetik sms untuk meyakinkan Bogel.
            Akhirnya Bogel dan kawan-kawan masuk duluan dan pertarungan sengit tidak dapat dihindarkan. Satu dengan lainnya saling menghajar, semua senjata dieluarkan untuk membela diri. Dan beberapa ada yang terluka parah dan ringan. Nay memperhatikan setiap kondisi yang terjadi.
            Sepertinya prediksi Nay salah, di dalam ruangan ini ada ruangan lagi yang menampung banyak anggota Skull Rock yang tertidur dan tidak terhitung Nay. Terpaksa dia menjalankan rencana tambahannya.
            “Rei gue panggil beberapa temen gue yang udah nunggu di luar ya, prediksi gue ternyata salah jumlah mereka begitu banyak”
            “Temen lho dari mana?? Iya deh suruh masuk aja”
            “Nay gimana ni jumlah kita kurang banyak bisa-bisa kita kosong-kosong ni,”kata salah satu anggota Bogel”
            “Ada gue udah manggil temen-temen dari An-Nuur, aktivitis dakwah temen-temen seperjuangan gue” (sambil mengetik sms dengan kecepatan kilat)
            Akhirnya tanpa hitungan menit mereka pun datang dan dengan komando Nay akhirnya mereka menyerbu beberapa anggota Skull Rock yang masih tersisa dengan jurus-jurus bela diri yang sangat gesit dan cepat. Untung Nay waktu SMA udah belajar Perisai Diri (sejenis olahraga pencak silat). Satu persatu anggota Skull Rock tumbang tak tersisa.
            “Ukhti (saudara perempuan) siapa anggota kedua geng motor ana mau diskusi sekaligus tukar pikiran terhadap masalah mereka,”kata salah satu ustad.
            “Itu (sambil menunjuk Bogel) antum (kamu) tanyakan saja orang itu ana mau ke tempat Zie temen ana  yang terikat”
            Sambil berlalu, Nay menuju ke tempat Zie yang sudah lemah tak berdaya untuk membebaskannya.
            “Zie lho nggak apa-apa kan sepertinya lemes banget, ni gue ada sedikit roti buat lho”
            “Thank’s Nay gue nggak tau harus berkata apa. Gue seneng banget punya temen kayak lho dan Rei. Nay pipi lho berdarah terus kaki lho agak pincang ya, maafin gue Nay gue nggak bermaksud melibatkan lho dalam masalah gue”
            “Santai aja, bukankah kita temen. Zie bisa gue minta tolong??”
            “Apa aja buat lho”
            “Tolong panggilin Rei, gue nggak kuat jalan ampe luar badan gue udak lemes semua nggak bisa digerakkan and gue mau tidur dulu. Soal masalah lho ama geng motor gue serahin ama “orang bijaksana”. Insya Allah beliau bisa bantuin tapi gue tanya sekali lagi ama lho, beneran kan lho mau berhenti biar gue yakin dan ‘orang bijaksana’ itu yakin??”
            “I-iya Nay, thank’s atas semuanya (Nay pun terbaring di panggkuan Zie sambil tertidur pulas).
            Setelah diskusi yang belangsung sangat lama antara ustad (yang namanya masih dirasiakan), ketua geng motor Skull Rock dan ketua geng Black berjalan lancar dan tanpa perseteruan atau perkelahian yang menghasilkan keputusan damai antara kedua belah pihak dan saling menghormati hak-hak anggota geng motot lain dan adab-adab dan beberapa aturan yang telah disepakati.
            “Nay..nay bangun lho masih tidur ya??,”sapa Zie
            “Zie”
            Sambil mencoba membuka kedua matanya yang masih terpejam, Nay memandang sekeliling ruangan yang nampak mulai asing diingatannya.
            “Zie gue dimana??”
            “Lho di rumah gue, tenang aja Rei udah cerita kalo sampe orang tuamu tahu kejadian tadi siang bisa-bisa lho dihukum kan makanya gue udah izin ama ortu lho buat nginep di sini alasannya pembantu gue pulang dan nggak ada yangg nemenin gue plus ada kerja kelompok yang tugasnya dikumpulin besok. Sorry ya gue ngebohong”. Dan satu hal lagi luka-luka lho udah dirawat ama dokter pribadi keluarga gue jadi tenang aja, besok pasti udah sembuh”.
            “Thank’s, bisa minta tolong ambilin air minum gue haus”
            “Nggak bisa!!, seenak-enaknya lho nyuruh gue ha..ha..ha becanda lagi (sambi menyodorkan air minum). Nay gue mau nanya ‘orang bijaksana’ itu dimana lho kenal ama temen-temennya sampai Bogel ngizinin buat gue berhenti dari geng motor Black, sebenarnya untuk berhenti jadi anggota itu susahnya luar biasa tapi ‘orang bijaksana’ itu hebat banget ngomongnya sampe-sampe Bogel yang keras kepala itu bisa luluh dibuatnya”
            “Zie orang-orang bijaksana itu temen gue di kampus, gue emang nggak pernah cerita kalo ikut An-Nuur sejenis rohis. Di sana gue banyak ketemu temen-temen baru yang ramah dan memberikan jalan untuk lebih dekat dengan agama gue ‘Islam’. Sekali-sekali lho ikut kajian di mushola seru lho dan prinsip yang lho anut bakalan berubah”
            “Emang lho tau apa prinsip gue??”
            “Free (bebas) tanpa batasan, bener kan??”
            “Yes” (sambil memandang keluar jendela)
            “Zie, ini cuma saran dari salah satu saudaramu yang peduli ama lho bahwa kebebasan yang kamu miliki bukan untuk digunakan sesuai kehendakmu tapi kebebasan yang kamu miliki lho gunaain sebaik-baiknya dikontrol dan dipertanggungjawabkan kepada Allah swt. Cara  mengontrolnya adalah dengan iman yang lho miliki. Ibaratnya lho udah membangun tembok yang kokoh jangan sampai tembok yang lho bangun itu rusak atau nggak hancur dan tembok itu adalah iman yang gue sendiri belum bisa mengontrolnya dia bisa naik bahkan turun tergantung seberapa besar kita memperkaya diri dengan amalan dan kewajiban yang telah diperintahkan-Nya dan tentu di dalam membangun sebuah tembok yang kokoh kita perlu mengetahui batasan-batasan yang mengaturnya”.
            “Waw ada calon ustadzah, insya Allah gue bakal ikut kajian yang diadain An-Nuur. Satu hal lagi Nay sapa nama ‘orang bijaksana’ yang bantu ngeluarin gue dari geng motor he..he sapa tau dia jadi jodoh gue??”
            “Dasar (sambil menepuk bahu Zie), namanya Akh Rizki dan besok Zie ada kajian jam 9 pagi kita ikutan yuk seru temanya kalo nggak salah tentang ‘Motivasi Diri’. Di sana gue bakalan kenalin ama Mbak Shinta yang orang pertama gue kenal di An-Nuur orangya baik banget”
            “Nay ‘akh’ itu istilah apa, nama depannya ya??”
            “Bukan, ‘akh’ itu panggilan untuk saudara laki-laki ntar kalo lho masih bingung istilah-istilah yang bakalan lho temui di kajian tanya aja ama gue atau Mbak Shinta”
            “Oke”
            Keesokan paginya mereka berdua berangkat ke kampus bersama-sama dan langsung menuju ke mushola kampus untuk mengikuti kajian yang diadakan An-Nuur. Disana Zie agak risih karena dia sendiri yang nggak pake jilbab tapi Nay memberikan semangat juga Mbak Shinta untuk percaya bahwa semua teman-teman An-Nuur pasti mengerti. Dan alangkah terkejutnya Nay mendengar permintaan Zie yang ingin memakai jilbab. Dalam hati Nay mengucap syukur kepada Allah swt yang telah memberikan hidayah di pagi yang cerah ini. Dan semoga persahabatan mereka bertiga akan kekal abadi sampai ajal menjemput. Langit biru pun menjadi saksi perjuangan kehidupan mereka yang terus akan berlangsung dan dipenuhi dengan warna-warni yang menghiasi hati mereka. Dan tampak dari kejauhan Rei memanggil mereka untuk masuk ke kelas.

##THE END##

Tidak ada komentar:

Posting Komentar